Prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) rehabilitasi dan rekonstruksi, terus melaksanakan pembersihan puing-puing rumah yang terkena dampak gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Prajurit TNI dari Satuan Zeni didampingi Serda Achmad Riyanto sebagai Babinsa Koramil 1606-07/Gunung Sari, bersama warga masyarakat bahu-membahu membersihkan puing-puing rumah yang telah dirobohkan di salah satu rumah warga di Dusun Lendang Bajur, Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Rabu (5/9/2018).
Tidak hanya melaksanakan pembersihan puing, prajurit TNI bersama warga masyarakat juga melaksanakan perobohan bangunan rumah dan sekolah yang mengalami rusak berat. Termasuk membersihkan fasilitas umum.
Sebelum dirobohkan sesuai kesepakatan warga, aliran listrik diputus terlebih dahulu untuk menghindari korsleting listrik.

Alat berat excavator dari satuan Zeni TNI, bekerja maksimal membersihkan puing bangunan. Foto: Puspen TNI
Menurut H. Hamdi (46), Kepala Dusun Lendang Bajur, rumah warga yang rusak ringan maupun berat sebanyak 800 rumah.
“Alhamdulillah warga di kampung kami tidak ada korban jiwa, hanya beberapa luka ringan dan enam orang luka berat akibat tertimbun rumahnya yang roboh dan sekarang dalam masa pemulihan,†tuturnya.
“Kita sangat bersyukur dengan datangnya aparat dari TNI, pemerintah, relawan dan yang lainnya turut serta membantu, jadi beban terasa ringan. Apalagi saat membersihkan puing, coba kalau kita pakai manual susah kita, untung ada alat berat jadi lebih ringan,†ungkap Hamdi.
Hamdi mengatakan bahwa alat berat TNI baru lima hari berada di Dusun Lendang Bajur. Sebelumnya alat berat TNI membantu membersihkan puing-puing di dusun lainnya.
“Kita bekerja bersama-sama dengan anggota dan istirahat makan bersama-sama. Alhamdulillah sampai sekarang sudah tujuh rumah dirobohkan, di RT 1 tinggal tiga rumah lagi,†ujarnya.
Warga berharap bisa dibuatkan rumah hunian sementara sebelum mempunyai uang untuk bisa membangun rumah kembali.
Selain itu, sekolah-sekolah yang rusak berharap segera diperbaiki sehingga anak-anak dapat bersekolah dengan aman.
“Tanah wakaf yang ada bisa kita manfaatkan untuk membuat rumah sementara karena sudah dirasa aman, ada juga warga yang membuat tenda darurat di atas tanahnya yang sudah dibersihkan sepulang dari tempat pengungsian,†kata Hamdi.
Teks: beny adrian