Dorong Industri Kreatif, Dharma Pertiwi Akan Payungi Karya dari Istri Prajurit TNI

0

Gebyar Karya Pertiwi & Military Attache Spouse Cultural 2018 yang masih berlangsung hingga besok di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, pada hari ini Jumat (7/9/2018) terus diramaikan oleh pengunjung.

Balai Sudirman yang terbilang besar, terasa sesak karena padatnya pengunjung. Satu lorong di tengah sesak oleh pengunjung. Sementara di kedua sisinya, tersedia stand pameran busana dari berbagai daerah dan organisasi di lingkungan TNI.

Desainer Musa Widyatmojo sedang memandu bedah fashion yang dikenakan Bella Saphira. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Salah satu acara pagi ini yang dinikmati pengunjung adalah talkshow berbusana. Mengambil tema Etika Berbusana, Berbudaya, dan Berbudi Pekerti, acara yang dihadiri Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto ini menghadirkan dua pembicara kondang. Yaitu artis Ayu Diah Pasha dan desainer ternama Musa Widyatmojo.

Tidak hanya membahas tentang etika berbusana yang pantas dan layak dipakai dalam berbagai acara dan kegiatan, keduanya juga langsung membedah gaya busana tamu yang hadir.

Di antara tamu yang diundang ke atas panggung adalah Ibu Yuliana Parasutanti yang merupakan istri Asrena KSAU Marsda TNI Fahru Zaini, dan Ibu Bella Saphira yang merupakan istri Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Agus Surya Bhakti.

Ibu Nanny melihat salah satu stand yang menampilkan baju dengan nuansa etnik. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Sebelum mendengarkan talkshow, Ibu Nanny menghampir sejumlah stand pameran Gebyar Karya Pertiwi & Military Attache Spouse Cultural 2018.

Beberapa helai baju dibeli Ibu Nanny, yang tentu untuk memberikan dorongan kepada peserta pameran agar terus berkarya.

Ibu Nanny pun menghampiri perajin kain tenun asal Flores yang mendemonstrasikan cara pembuat kain tenun. Kepada Nanny, ibu perajin kain tenun asal Flores ini mengaku sudah dua hari berada di Jakarta.

Karena memang peserta Gebyar Karya Pertiwi & Military Attache Spouse Cultural 2018 diutamakan dari keluarga TNI, sebagai bentuk perhatian dalam memajukan dan mendorong industri kreatif di lingkungan keluarga prajurit.

Ketua Umum Dharma Pertiwi tak lupa meninjau stand lomba lari TNI International Marathon 2018 yang akan digelar di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 4 November 2018.

Menurut informasi yang mylesat.com terima, lomba lari ini akan dilaksanakan sebagai bagian dari pengumpulan dana (charity) bagi korban gempa di Lombok. “Peserta semakin banyak, khususnya dari luar negeri sejak kita promokan bahwa event ini adalah charity,” bisik salah seorang panitia.

Sebagai penggagas Gebyar Karya Pertiwi & Military Attache Spouse Cultural 2018, Ibu Nanny Hadi Tjahjanto mengaku bahwa idenya sederhana.

Yaitu ingin menggali potensi keterampilan prajurit TNI dan keluarganya, serta meningkatkan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan prajurit dan keluarga demi meningkatkan kesejahteraan keluarga prajurit TNI.

Ibu Nanny meninjau stand promosi lomba lari “TNI International Marathon 2018” yang akan digelar di Lombok pada 4 November 2018. Foto: beny adrian/ mylesat.com.

“Sejak dibuka kemarin, jumlah pengunjung semakin banyak dan transaksi ekonomi juga sudah terlihat, sehingga geliat ekonomi kreatif itu terlihat di acara ini,” ujar Ibu Nanny senang.

Menurut Nanny, Gebyar Karya Pertiwi & Military Attache Spouse Cultural 2018 diadakan dalam rangka menyambut HUT TNI ke-73 pada 5 Oktober 2018. Dalam kaitan itulah, Gebyar Karya Pertiwi sengaja digelar untuk memberikan apresiasi kepada istri-istri prajurit TNI.

“Memberikan apresiasi kepada istri prajurit yang sudah berkarya dengan menggelarnya di depan umum, karena selama ini hanya dikenal di lingkungan tetangga, kerabat, dan organisasi,” urai Nanny.

Nantinya para istri prajurit TNI yang memiliki potensi kreatif apalagi yang sudah mempunyai karya layak tayang, akan diwadahi.

“Sangat disayangkan bila ibu-ibu usia produktif harus menyia-nyiakan waktunya karena lelap dengan rutinitas yang nyaman,” ungkap Nanny lagi.

Karena itulah, Nanny mengaku tengah memikirkan untuk mendirikan sebuah wadah yang akan memayungi semua karya istri prajurit. Ditambahkan Nanny, istri prajurit harus mempunyai usaha atau karya guna meringankan beban suami.

Gebyar Karya Pertiwi & Military Attache Spouse Cultural 2018 akan dibuka untuk umum hingga besok. Foto: beny adrian/ mylesat.com

“Untuk itu perlu dibentuk sebuah badan usaha di bawah Yayasan Dharma Pertiwi guna memayungi karya ibu-ibu dari seluruh Indonesia,” kata Nanny. Badan usaha dimaksud dinamakan PT Nayaka Pertiwi Indonesia. Dalam waktu dekat juga akan diluncurkan website www.nayakapertiwi.com.

“Mohon dukungannya, karena semua ini hanya untuk kesejahteraan keluarga besar TNI,” urai Nanny.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply