Begini Cara Panglima TNI Berbagi Informasi dengan Para Kyai di Ponpes Tebu Ireng

0

Para kyai aktif menanyakan sejumlah hal terkait masalah pertahanan dan keamanan. Mulai dari masalah perbatasan, Kawasan, alutsista, terorisme hingga gelar kekuatan. Dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun menjawabnya dengan sigap, lancar, dan mudah dicerna.

“Saya mohon doa restu para kyai agar semua hajatan nasional bisa berjalan dengan lancar dan aman,” ujar Marsekal Hadi santun.

Itulah sedikit gambaran saat Panglima TNI mengunjungi Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur, Rabu (19/9/2018).

Panglima TNI melakukan silaturahim dengan pengurus Ponpes Tebu Ireng. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Kunjungan Panglima TNI yang didampingi Ibu Nanny Hadi Tjahjanto dan kepala staf ketiga angkatan, adalah dalam rangka ziarah ke makam presiden Indonesia keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyambut HUT TNI ke 73 pada 5 Oktober 2018.

Di Ponpes Tebu Ireng, Marsekal Hadi diterima oleh Wakil Pengasuh Ponpes Tebu Ireng KH. Abdul Hakim Ma’fud, KH. Drs. Fahmi Amrullah, KH. Hasyim dan para santri.

Salah satu yang disampaikan Panglima TNI adalah resume kunjungannya ke Honolulu, Hawaii beberapa waktu lalu untuk menghadiri Chief of Defense (CHOD) Conference. “Indonesia itu negara besar, dan kita menjadi salah satu negara yang memainkan peran penting di kawasan Indo Pasifik,” tutur Hadi.

Konferensi CHOD mempertemukan para pemimpin militer senior dari negara kawasan untuk bersama-sama membahas tantangan keamanan bersama, meningkatkan hubungan timbal balik dan memupuk kerja sama keamanan.

Marsekal Hadi diterima KH. Abdul Hakim Ma’fud. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Kepada para kyai, Hadi menjelaskan bahwa saat ini Amerika Serikat telah melakukan penyesuaian doktrin terkait keamanan di wilayah Asia Pasifik.

Hal itu terlihat dari diubahnya nama Komando Tempur Gabungan (Unified Combatant Commands) kawasan Asia Pasifik dari semula USPACOM menjadi USINDOPACOM (Indo-Pacific Command).

“Salah satu alasannya karena Amerika melihat semakin tingginya konektivitas antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, termasuk dengan India,” jelas Hadi.

Sambil sekali-sekali disela humor kecil, Hadi lalu menjelaskan juga soal validasi organisasi TNI yang sudah berjalan dengan terbentuknya tiga Komando Operasi. Yaitu Komando Operasi 1 di Jakarta, Komando Operasi 2 di Makassar, dan Komando Operasi 3 di Sorong.

Seperti diketahui, TNI telah membentuk Komando Operasi 3 di Sorong, melengkapi dua komando utama yang sudah terbentuk sejak lama.

Dengan terbentuknya Komando Operasi 3 ini, maka penyebutan Komando Operasi TNI AU (Koopsau), Komando Armada TNI AL, dan Divisi Kostrad dilakukan secara berurutan dari Barat ke Timur.

Yaitu Koopsau 1, Komando Armada 1, Divisi Infanteri 1; Koopsau 2, Komando Armada 2, Divisi Infanteri 2; dan Koopsau 3, Komando Armada 3, dan Divisi Infanteri 3.

Marsekal Hadi juga menuturkan tentang pentingnya bagi Indonesia untuk mewaspadai eskalasi di kawasan Laut China Selatan (LCS) yang bertikai. Untuk itu, jelasnya, TNI pun memberikan prioritas tinggi dalam menjaga wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan LCS.

KH. Abdul Hakim Ma’fud menyerahkan buku kepada Panglima TNI. Foto: beny adrian/ mylesat.com

“Sebentar lagi kita akan membentuk Kogabwilhan, Komando Gabungan Wilayah Pertahanan,” kata Hadi.

Pembentukan Kogabwilhan telah dirintis sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Untuk tahap pertama ini, Kogabwilhan dibentuk di wilayah Indonesia bagian Barat sebagai upaya pengamanan kawasan LCS.

“Nantinya akan dipimpin seorang jenderal berbintang tiga,” ungkap Hadi lagi.

Usai istirahat di ruang tamu Ponpes Tebu Ireng dilanjutkan santap sore gulai kambing dan minuman dingin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan rombongan melakukan ziarah di Makam Gus Dur.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply