Turun di medan perang meninggalkan sejuta kenangan pahit sekaligus manis bagi pelakunya. Berada di situasi antara hidup dan mati, menjadi kisah tersendiri di hari tua.
Tidak sedikit di antara pelaku sejarah ini yang di masa tuanya bisa bertemu dengan bekas musuhnya dulu.
Seperti dialami Marsda (Pur) Wardojo Kusumo.
Baca: Marsda (Pur) Leo Wattimena, Legenda Penerbang Tempur TNI AU: “Apa Kabar Leâ€
Baca: Makin Lengkap dan Istimewa, Panglima TNI Resmikan 5 Koleksi Terbaru Muspusdirla Yogyakarta
Baca: Segera Menyelam, Kapal Selam RI Tjandrasa Ketahuan Belanda Saat Susupkan RPKAD di Irian Barat
Penerbang P-51 Mustang ini menjadi salah satu perwira AURI yang bertugas menerbangkan Mustang ke Ambon untuk menghadapi militer Belanda, 1962.
Saat itu Indonesia dan Belanda terancam menghadapi perang terbuka, sebagai reaksi Indonesia untuk mempertahankan Irian Barat.
Presiden Soekarno kemudian mengampanyekan Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat dari Belanda.
Standby di pangkalan udara Laha di Ambon, LU I Wardojo dan rekan-rekannya selalu mengadakan patroli udara.
Dalam satu patroli, pesawat Mustang yang diterbangkan Wardojo sempat ditembak kapal perang milik Belanda.
Menurut Kepala Staf Koopsau II Marsma TNI T.B.H. Age Wiraksono yang merupakan putra LU I Wardojo, pesawat Mustang yang diterbangkan orang tuanya ditembak kapal milik Belanda.
Setelah puluhan tahun berlalu, Wardojo pun berkunjung ke Belanda di tahun 2014.
Bukan kunjungan biasa, tapi adalah untuk menghadiri pertemuan dengan veteran perang Belanda yang dulu pernah menembak Mustang-nya.
Pertemuan berlangsung pada 6 Agustus 2014 di Netherlands Institute of Military History, Belanda.
“Tahun 2014 pas kakak saya dinas di Belanda, bapak sempat bertemu dengan awak kapal yang nembak Mustang bapak,†ujar Marsma Age yang bertubuh jangkung dan penerbang F-16 Fighting Falcon itu.
“Saat itu kakak saya Witjaksono Adji dinas di KBRI Den Haag sebagai Kabidpol, bersamaan waktunya dengan saya sebagai Athan di Paris,†jelas Age.
Dalam surat ungkapan terima kasihnya yang dikirimkan ke Belanda, Wardojo menuliskan rasa senangnya karena memiliki kesempatan untuk bertemu serta bertukar cerita dan pengalaman dengan rekan-rekan veteran Angkatan Laut Belanda.
Mereka adalah Varenhorst sebagai penerbang Lockheed P-2 Neptune. Wardojo juga bertemu dengan sejarawan dan penulis Gerard Casius.
“Mereka bertugas di Irian ketika saya sebagai seorang pilot yang sangat muda dari Angkatan Udara Indonesia,” tulis Wardojo di dalam suratnya.
Bagi Wardojo, kunjungannya itu sangat berarti dalam upayanya untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang insiden singkat yang dialaminya.
Saat itu, pertengahan Agustus 1962, Wardojo menerbangkan P-51 Mustang. Ia mendapat tugas mengawal dua pembom B-25 Mitchell dari Ambon ke Irian Barat.
Insiden penembakan terjadi saat Mustang bertemu kapal perang destroyer Belanda, Hr. Ms. Groningen.
Pesawat bercocor merah ini mendapat tembakan dari bawah, yang menurut pihak Belanda mengenai pesawatnya.
Marsda (Pur) Wardojo Kusumo wafat pada 29 Maret 2016 dalam usia mendekati 81 tahun.
Teks: beny adrian