Monumen AS-1 Kennel di Lanud Sultan Hasanuddin, Simbol Kekuataan TNI AU Pada Tahun 1960-an

0

MYLESAT.COM – Ada pemandangan indah saat mylesat.com melangkah turun dari pesawat Boeing B737-400 A-7308 Skadron Udara 17, TNI AU di Lanud Sultan Hasanudin, Makassar beberapa waktu lalu. Sebuah monumen menyergap mata siapa saja yang berkesempatan debarkasi di depan ruang VIP Lanud ini.

Bukan sembarangan monumen. Karena benda yang ditempatkan di depan ruang VIP Lanud Sultan Hasanuddin ini adalah sebuah rudal yang digunakan AURI pada saat Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat tahun 1962.

Baca Juga:

Rudal yang dijadikan monumen ini adalah AS-1 Kennel, yang dalam penyebutan aslinya di Uni Soviet (sekarang Rusia) dinamakan KS-1 Komet.

Monumen ini terlihat terawat dengan baik. Catnya masih mengkilat dan cocor merah di hidungnya juga merah menyala, meski sejatinya cocor merah bukanlah nose art bawaan rudal Kennel dalam sejarah AURI.

Saat itu hingga akhir hayatnya, rudal ini hanya dimiliki tiga negara: Uni Soviet, Indonesia, dan Mesir. Oleh Soviet, rudal ini menjadi bawaan wajib pembom strategis Tupolev Tu-16 Badger B. Baik pesawatnya maupun rudalnya, diberikan Soviet kepada AURI.

Ukuran rudal AS-1 Kennel yang gigantis, setara dengan daya gentarnya yang menakutkan. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Dengan memiliki aset seperti ini, AURI langsung menjadi kekuatan udara yang paling kuat di belahan Bumi Selatan. Jika melihat perbandingan kekuatan dunia saat itu, pembom jarak jauh hanya dimiliki Amerika Serikat dengan B-58 Hustler, V Bomber di Inggris, dan Tu-16 dari Uni Soviet.

Tu-16 adalah pembom strategis yang paling ditakuti di dunia saat itu. Sehingga negara yang memilikinya segera disegani.

Pesawat ini memiliki daya jelajah hingga 7.200 km dengan kecepatan jelajah mencapai 1.050 km per jam dan mampu terbang hingga ketinggian 12.800 km. Sementara kemampuan angkut bom mencapai 9.000 kg.

AURI saat itu memperoleh 12 Tu-16 Badger A versi bomber yang ditempatkan di Skadron 41, dan 12 Tu-16 Badger B (KS-1) pembawa rudal Kennel di Skadron 42.

Sejatinya AS-1 Kennel adalah rudal antikapal permukaan yang dibuat Uni Soviet tahun 1953. Setiap orang yang melihatnya pasti ingatannya tersangkut ke sebuah pesawat tempur Soviet yang juga mematikan.

Pesawat tempur mungil itu adalah MiG-15 Fagot. Ukuran rudal ini memang hampir sebesar pesawat MiG-15 yang dijadikan sebagai basis pengembangannya. Secara keseluruhan, rudal ini dibuat lebih pendek 2 meter dari panjang Fagot.

Rudal Kennel dibeli AURI untuk dipasangkan dengan Tu-16 Badger B yang diberikan Soviet. Tu-16 mampu membawa dua rudal dengan berat 3 ton ini.

Dari spesifikasinya disebutkan, AS-1 Kennel memiliki kecepatan sub sonic yang diraih dari mesin turbojet RD-500K sama seperti yang dipakai di MiG-15. Dengan kecepatan itu, Kennel mampu menjangkau sasaran sejauh 100 km.

Saat Operasi Trikora, AS-1 Kennel jadi kartu truf AURI jika harus head on dengan militer Belanda. Rudal inilah yang ditakutkan kapal induk HNLMS Karel Doorman sehingga memutuskan tidak berani masuk lebih dalam ke perairan Irian. Konon, dua Kennel sudah cukup untuk melumpuhkan Karel Doorman.

Foto Tu-16 TNI AU saat melepaskan AS-1 Kennel.

Majalah Angkasa mencatat, AS-1 Kennel pernah ditembakkan pada tahun 1964-1965. Penembakkan diarahkan ke sebuah pulau karang di tengah laut antara Bali dan Ujung Pandang. Namanya Pulau Arakan.

Hingga akhir hayatnya, tidak ada data yang menyebutkan berapa banyak rudal AS-1 Kennel yang diberikan Uni Soviet kepada AURI. Juga tidak dijelaskan, bagaimana nasib rudal Kennel pasca dikandangkannya seluruh armada Tu-16 AURI.

Monumen rudal AS-1 Kennel di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar ini diresmikan Panglima Komando Operasi TNI AU Marsda TNI Ida Bagus Sanubari pada 15 Juni 2007.

Di plakat informasi yang didirikan di bawah monumen, dituliskan bahwa rudal AS-1 Kennel pernah dilibatkan dalam sejumlah operasi. Terdiri dari:

  • Operasi Cendrawasih dan Jangi di Irian Barat
  • Operasi Terang Bulan I dan II di Singapura, Malaya, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat
  • Operasi Sapu Tangan keliling wilayah Indonesia
  • Operasi Kelelawar di Kepulauan Cocos dan Christmas

Jika Anda tidak berkesempatan melihat rudal ini di Lanud Sultan Hasanuddin, jangan berkecil hati. Rudal yang sama juga ditampilkan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala di Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply