MYLESAT.COM – Menunggu penggantinya pembom siluman B-21 Raider yang entah kapan bisa masuk unit operasional, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) tidak ada pilihan selain memaksimalkan aset yang ada yaitu pembom B-52H Stratofortress.
Baca Juga:
- F-16 TNI AU Terbang Bareng B-52H di AMX Bomber 2021: Welcome to Indonesia Guys
- Jenderal Brown Puji Bomber Exercise, Meminta kepada KSAU untuk Dijadikan Agenda Latihan Rutin
- USAF Pesan Rudal Nuklir, Tahun 2022 Akan Operasional
Kabar terakhir yang beredar, Departemen Angkatan Udara memberikan kontrak 2,6 miliar dollar AS kepada Rolls-Royce Corporation untuk menyediakan mesin baru bagi Commercial Engine Replacement Program (CERP) B-52.
Menurut berita yang dirilis pada 24 September, Rolls-Royce akan membangun 608 mesin F130 untuk mengganti mesin yang ada di 76 B-52H.
Bersama kontrak ini, termasuk 42 mesin cadangan beserta suku cadang yang dibuat di fasilitas manufaktur di Indianapolis, Indiana.
Asal tahu saja, setiap pembom B-52 menggunakan delapan mesin dengan dua mesin pada satu cangkang.
Kontrak tersebut juga mencakup penyediaan suku cadang, peralatan pendukung, data teknik, dan kegiatan pemeliharaan.
Mesin F130 adalah varian militer dari Rolls-Royce BR725 yang memiliki thrust 75.61977 kN (17,000.00 lbf).
Terpilihnya Rolls-Royce berarti tersingkirnya dua rivalnya yang bersaing untuk memperebutkan kontrak. Yaitu GE Aviation yang menawarkan CF34-10 dan Passport turbofans serta Pratt & Whitney dengan PW800.

Pesawat B-52 menggunakan delapan mesin. USAF mengakui bahwa penggantian mesin ini membutuhkan biaya besar. Foto: USAF/ Airman 1st Class Duncan C. Bevan.
Program CERP bertujuan untuk mengirimkan dua pembom modifikasi pertama pada akhir 2025 untuk pengujian. Pada akhir 2028, batch operasional pertama akan dikirimkan, dengan seluruh armada telah menggunakan mesin terbaru pada 2035.
Mesin F130 akan menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam efisiensi bahan bakar dan jangkauan, dan pengurangan emisi dari hidrokarbon yang tidak terbakar dan biaya pemeliharaan.
“CERPadalah peningkatan paling penting dan komprehensif untuk B-52 dalam lebih dari setengah abad,” kata Mayjen Jason Armagost, direktur Strategic Plans, Programs and Requirements at Air Force Global Strike Command.
“B-52 adalah workhorse dari kekuatan pembom AS dan modifikasi ini akan memungkinkannya melanjutkan misi konvensional dan kebuntuan kritis (terkait pengganti) hingga 2050-an,” jelasnya.
Proposal awal untuk program mesin ulang B-52H telah difokuskan pada penggunaan empat mesin turbofan besar, tetapi perubahan struktural yang diperlukan dianggap terlalu mahal.
Akibatnya, CERP bertujuan untuk mengganti delapan mesin turbofan Pratt & Whitney TF33-P-103 dari era 1960-an dari masing-masing pesawat.
Memasang mesin baru masih merupakan peningkatan yang rumit, membutuhkan perubahan pada penyangga mesin dan nacelles, serta di dek penerbangan. Prototyping digital sedang digunakan untuk mengintegrasikan mesin dan perubahan terkait dalam lingkungan virtual untuk menetapkan solusi yang paling hemat biaya dan efektif sebelum melakukan modifikasi fisik apa pun.
Baca Juga:
- Sekretaris USAF Frank Kendall Tegaskan, Northrop Grumman Produksi 5 Pesawat Uji Pembom B-21 Raider
- 2 Tahun Lagi B-21 Raider Diluncurkan, USAF Siap Dandani Tinker AFB dan Edwards AFB
Mesin F130 masuk ke dalam kelompok Rolls-Royce BR700, yang dikembangkan pada 1990-an oleh Rolls-Royce dalam usaha patungan dengan BMW. Pada tahun 2000, Rolls-Royce mengambil alih program tersebut secara keseluruhan, termasuk pabrik mesin komersial di Dahlewitz di Jerman.
Versi pertama, BR710, dipilih untuk pesawat Gulfstream V/G550 dan Bombardier Global Express yang juga sudah dioperasikan Angkatan Udara AS di pesawat C-37 dan E-11 Battlefield Airborne Communications Node (BACN).
Turunan yang jauh lebih kuat yaitu BR715, digunakan pesawat Boeing 717.

Pembom B-52H sampai saat ini belum tergantikan karena kemampuan uniknya yang tidak bisa dipenuhi oleh B-2 Spirit dan B-1 lancer. Foto: id.pinterest.com
Memanfaatkan kemajuan teknologi selama satu dekade, BR725 disertifikasi pada 2009 dengan kipas yang lebih besar dan banyak perbaikan internal.
Dengan daya dorong maksimum 16.900 pon, aplikasi awalnya adalah jet bisnis Gulfstream G650, yang sekarang diikuti (bentuk militer F130 oleh B-52H.
Pengembangan BR725 yang berkelanjutan telah menghasilkan keluarga Pearl yang menggerakkan Global 5500/6500, Gulfstream G700, dan Dassault Falcon 10X yang akan datang.
Jika dihitung dari penerbangan perdana B-52 Stratofortress pada 15 April 1952 dan masuk dinas aktif di USAF sejak 1955, mungkinkah B-52 akan dioperasikan selama satu abad?
Mengingat pada tahun 2035, keseluruhan 76 armada B-52 yang tersisa sudah akan menggunakan mesin baru Rolls-Royce F-130. Karena di tahun itu saja, usianya sudah menginjak 83 tahun.