MYLESAT.COM – Untuk pertama kalinya, TNI AU dan USAF (Angkatan Udara Amerika Serikat) melaksanakan bomber exercise. Air manoeuvre yang melibatkan pesawat tempur F-16AM/BM Fighting Falcon TNI AU dan pembom B-52H Stratofortress USAF ini, berlangsung di atas Laut Sulawesi pada Rabu (1/9/2021).
- Dragon-1: Lana Flight, this is Dragon, welcome to Indonesia guys. We really appreciate your effort flying from Guam for this exercise.
- Lana-1: Happy to be here. Thanks, appreciate it.
- Dragon-1: So, you guys from Louisiana?
- Lana-1: That we are.
Begitulah sapaan akrab dan hangat yang diucapkan Letkol Pnb Agus Dwi Aryanto saat bertemu mitra latihannya di Laut Sulawesi. Dragon adalah callsign penerbang Skadron 3. Lana adalah callsign yang dipakai B-52 dalam latihan.
Latihan ini secara resmi dinamakan “TNI AU and US PACAF Strategis Integration Training & Photoex”. Namun juga disebut AMX Bomber 2021, dan gampangnya bisa dibaca sebagai bomber exercise.

Formasi pertama yang dibentuk adalah lead-trail formation. Terlihat F-16 baru saja masuk formasi dan mengintersep B-52. Jarak dari B737 adalah 4.000 kaki. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Dalam latihan yang sangat monumental ini, Komandan Skadron Udara 3, Lanud Iswahjudi, Magetan, Letkol Pnb Agus Dwi Aryanto membawa tiga pesawat F-16. Masing-masing TS-1601, TS-1602, dan TS-1610. Sementara USAF mengirimkan dua pembom strategis B-52H dari 2nd Bomb Wing yang berpangkalan di Barksdale Air Force Base, Louisiana, Amerika Serikat.
Selain mengerahkan F-16, TNI AU juga melibatkan satu pesawat Boeing B737-200 Surveillance AI-7302 dari Skadron Udara 5, Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar. Bertindak selaku flight commander di AI-7302 adalah Kapten Pnb Verly Affian Primadhita, dengan kopilot Lettu Pnb Hafiz Avinata dan Lettu Pnb Leonardus Briannyto Pradipta.
Dalam latihan pertama kali ini, B-52H lepas landas dari Andersen Air Force Base di Guam, Samudera Pasifik. 2nd Bomb Wing adalah satu dari dua wing pembom B-52 Stratofortress yang dioperasikan USAF saat ini. Satu lagi adalah 5th Bomb Wing di Minot Air Force Base, North Dakota.

Salah satu foto terbaik saat yang berhasil diambil dari pesawat F-16 TS-1602. Foto: Dispenau
Dengan kecepatannya maksimum 560 knot (1.050 km/jam) dan cruise speed 442 knot (819 km/jam), tidaklah sulit bagi B-52 untuk tiba di Sulawesi Utara tepat waktu.
Jika kecepatannya dibulatkan menjadi Mach .70 dan jarak tempuh Guam ke Manado adalah 1.592 Nm, artinya butuh waktu sekitar 3 jam 50 menit bagi B-52 untuk tiba di lokasi. Jika ditotal pergi-pulang, berarti kru pesawat harus siap terbang selama hampir delapan jam!
Masih belum seberapa dibanding kemampuan sejatinya yang mampu menyerang target di seluruh dunia dalam tempo 18 jam.
Sedikit mengupas kemampuannya, B-52 memiliki combat range hingga 7.600 Nm (14.200 km) dan kemampuan terbang feri sejauh 8.816 Nm alias sekitar 16.300 km.

Kapten Pnb Verly Affian dan Lettu Pnb Hafiz saat mengikuti formasi dari posisi lebih tinggi. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Di lingkungan Angkatan Udara AS, pembom “jelek” berbadan tambun ini lebih sering disapa dengan panggilan BUFF (Big Ugly Fat Fellow).
Kehadiran B-52H dalam bomber exercise dengan TNI AU ini menjadi bagian dari penugasan rutin yang dilakukan AS setiap tahun di kawasan Indo-Pasifik untuk misi BTF (Bomber Task Force). Di Kawasan ini, kehadiran B-52 berada di bawah kendali US Pacific Air Force (PACAF).
Misi BTF adalah untuk menunjukkan kemampuan strategis dan fleksibilitas taktis pasukan AS di seluruh dunia.
Menurut rilis Dinas Penerangan TNI AU, latihan ini merupakan penerbangan integrasi pertama dalam sejarah yang melibatkan pembom Amerika Serikat dengan TNI AU.
Bomber exercise diselenggarakan melalui dua skenario latihan. Yakni Command and Control (C2) oleh Kosekhanudnas II Makassar melibatkan Satuan Radar 225 Tarakan dan Satrad 224 Kwandang. Serta latihan escort oleh dua pesawat F-16.
Latihan bersama ini selain bertujuan mempererat hubungan antara TNI AU dengan USPACAF, juga untuk saling bertukar pengalaman dan kemampuan dalam melaksanakan sejumlah misi operasi udara.
See you next time
Jika B-52H Stratofortress berangkat dari Andersen AFB di Guam, jet tempur F-16 TNI AU dipangkalkan di Lanud Dhomber, Balikpapan. Sementara B737-200 ditempatkan di Lanud Anang Busra, Tarakan.
Pada hari H pelaksanaan latihan, dua pesawat F-16 yakni TS-1610 dan TS-1602 lepas landas dari Lanud Dhomber pukul 10.15 WITA. Sementara dari Tarakan, pesawat intai B737 menyusul lepas landas 10 menit kemudian. Ketiga pesawat heading ke titik temu di koordinat yang sudah disepakati di Laut Sulawesi.

Foto dari pesawat pembom B-52H Stratofortress saat melaksankan formasi nomor 4. Foto: USAF/ Tech. Sgt. Matthew Lotz
Setelah terbang sekitar setengah jam dari pangkalan aju, terjadilah pertemuan di udara antara dua F-16AM/BM Skadron Udara 3 dan dua B-52H 2nd Bomb Wing USAF. Dua B-52 yang terbang beriringan, kemudian diikuti oleh dua F-16 dari belakang yang membentuk lead-trail formation.
Pertemuan yang akan menjadi catatan sejarah di kemudian hari itu berlangsung pada ketinggian 20.000 kaki, disaksikan kru B737 AI-7302 dari ketinggian 25.000 kaki.
Dalam formasi yang sudah disepakati, keempat pesawat terbang ke barat untuk kemudian berbelok dan turun ke selatan ke arah Selat Makassar. Selama terbang dengan formasi pengawalan (escort), keempat pesawat membuat lima kali bentuk formasi.
Jarak di antara pesawat dipertahankan antara 1 – 1,5 Nm untuk aspek keselamatan. Di atasnya, terbang B737 dengan ketinggian variatif antara 23.000 – 24.000 kaki.
Momen langka ini tidak disia-siakan oleh operator kamera L3Harris Wescam MX-20 di AI-7302 yaitu Lettu Lek I Ketut Gde Prayoga N.
Dengan kemampuan zoom yang sangat kuat dan ketajaman resolusi, kamera pengintai yang juga digunakan Boeing P-8 Poseidon US Navy ini berhasil melaksanakan dua misi sekaligus. Yakni memotret dan merekam video. Namun hambatan alam tidak bisa dihindari, yaitu banyaknya awan di sepanjang area latihan.
Demi kepentingan dokumentasi, pemotretan dilakukan kedua belah pihak secara maksimal. Baik dari F-16, B737 maupun B-52. Kedua belah pihak sadar bahwa ini adalah momen langka, pertama kali terjadi sepanjang sejarah hubungan kedua negara. Karena yang pertama selalu penuh makna.
Akhirnya setelah terbang bareng sekitar 45 menit, latihan pun berakhir. Pesawat F-16 berbalik arah dan kembali mendarat di Balikpapan.
Sementara B-52 Stratofortress terus terbang ke utara meninggalkan wilayah udara Indonesia dengan pengawalan dari B737-200 AI-7302. Sangat terlihat betapa kencang dan besarnya thrust B-52 saat akan meninggalkan wilayah udara Indonesia.

Foto bersama seluruh penerbang dan pendukung AMX Bomber 2021 di Lanud Dhomber. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Delapan mesin Pratt & Whitney TF33-P-3/103 turbofan dengan thrust masing-masing 17.000 lbf, adalah sebuah keniscayaan untuk bomber sekelas B-52 yang mampu terbang lintas benua. Mesin ini menghasilkan suara lebih ramah lingkungan dan jarak jangkaunya menjadi lebih jauh.
Meski secara visual sudah tidak terlihat, Lettu Ketut masih berusaha mencari keberadaan B-52 dengan mengaktifkan kamera infra merah. Setelah beberapa kali memutar turret kameranya, akhirnya terlihat dua titik seperti bintang yang saling berkejaran.
Mission accomplished. F-16 mendarat dengan selamat di Lanud Dhomber, pun B737 tiba di Lanud Anang Busra untuk refuel sebelum kembali ke Makassar.
- Dragon-1: Thank you guys, appreciate it, happy landing Guam.
- Lana-1: Thank you guys for everything, thanks for the warm welcome, see you next time.
- Dragon-1: See you.