Bina Matra Tradisi Kejuangan, Pertemukan Senior dan Yunior Korpaskhas di Daerah Latihan Bale Gede

0

MYLESAT.COM – Setiap tahun, Mako Korpaskhas melaksanakan pembinaan tradisi kejuangan dalam acara yang disebut Bina Matra. Di pengujung 2021 ini, Bina Matra dilaksanakan di daerah latihan gunung hutan Komando Korpaskhas di Bale Gede, Bandung pada Kamis (9/12/2021). Hadir sebagai pembicara tiga sesepuh Korpaskhas: Marsma (Pur) Nanok Soeratno, Marsma (Pur) Mujanto, dan Peltu (Pur) Hengky Molana.

Baca Juga: 

Komando…. komando…. komando…., baik diucapkan dengan setengah berteriak maupun saat saling berpapasan, seperti memenuhi ruang dan waktu di antara prajurit komando Korpaskhas. Kata “komando” menjadi rumah besar bagi setiap prajurit baret jingga, yang mengikat mereka dalam tradisi yang sama.

Purnawirawan Kopasgat berkumpul di Pusdiklat Paskhas dan kemudian bersama-sama menuju Bale Gede. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Dibentuk dalam cara yang sama melalui pendidikan Komando, dan dibesarkan di lingkungan yang homogen sebagai prajurit tempur khas matra udara. Sungguh membanggakan.

Namun dinginnya udara Bale Gede yang berada di ketinggian hampir 1.000 mdpl, toh tidak membekukan ingatan para peserta Bina Matra. Apalagi untuk sesi pembinaan bersama ketiga senior Korpaskhas ini, mengambil tema “Melawan Lupa”.

Bale Gede adalah daerah latihan Gunung Hutan untuk siswa Komando Korpaskhas. Bale Gede merupakan sebuah desa di kecamatan Naringgul, Cianjur, Jawa Barat. Disebutkan bahwa Bale Gede merupakan desa paling pojok dan menjadi batas Cianjur dan Bandung.

Baca Juga: 

Mantan Dankorpaskhas ke-16, Marsma (Pur) Nanok Soeratno menyalami para taruna yang mengikuti Bina Matra Korpaskhas. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Sebelumnya selama berpuluh-puluh tahun, latihan Gunung Hutan siswa komando Paskhas dilaksanakan di Ranca Upas. Hutan lindung milik Perhutani ini sudah sangat terbuka dan menjadi area umum, yang setiap akhir pekan ramai dikunjungi wisatawan lokal. Jarak dari Ranca Upas ke Bale Gede sekitar 25 kilometer.

Setelah menyelesaikan materi Gunung Hutan, siswa komando akan melaksanakan materi long march selama enam hari dari Bale Gede ke Pameungpeuk.

Sejatinya tidak hanya Marsma (Pur) Nanok Soeratno dan Marsma (Pur) Mujanto yang hadir dari kalangan sesepuh. Turut dihadirkan 15 purnawirawan Korpaskhas yang terlibat dalam Operasi Seroja di Dili dan Baucau dari 7 Desember 1975 – Mei 1976.

Dua hari sebelumnya telah dilaksanakan reuni purnawirawan Detasemen A dan B Kopasgat yang terlibat dalam Operasi Seroja di Timtim tahun 1975.

Reuni dilaksanakan di Pusdiklat Korpaskhas di Margahayu, Bandung. Sebanyak 15 orang dari purnawirawan ini lalu menyanggupi untuk menghadiri Bina Matra Tradisi Kejuangan Korpaskhas di Bale Gede.

Foto bersama Komandan Korpaskhas para pemenang lomba tembak sniper. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Maklum lah, usia mereka rata-rata sudah di atas 75 tahun, dan juga ada yang lebih 80 tahun. Semangat memang masih komando, namun kondisi fisik sudah jauh menurun.

“Hari ini menjadi hari bersejarah bagi Korpaskhas, karena pada kegiatan Bina Matra kali ini telah bergabung para sesepuh sebagai pelaku sejarah Operasi Seroja,” ungkap Komandan Korpaskhas Marsda TNI Eris Widodo.

Ditambahkan Eris, kehadiran para sesepuh Korpaskhas adalah untuk berbagi pengalaman dan memberikan motivasi kepada seluruh perwira yang hadir. Bina Matra tahun ini memgambil judul ” Tradisi Kejuangan Perwira Korpaskhas”.

Kegiatan Bina Matra dilaksanakan rutin setiap tahun. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Bina Matra tahun ini pelaksanaannya dipadatkan dalam satu hari.

Sebelumnya dilaksanakan selama tiga hari. Padatnya kegiatan dan situasi pandemi yang masih belum usai, menjadi pertimbangan Mako Korpaskhas.

Foto bersama Komandan Korpaskhas para pemenang lomba tembak pistol. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Kegiatan Bina Matra diikuti oleh seluruh perwira Korpaskhas yang berdinas di lingkungan Korpaskhas. Sebagian dari mereka mengikutinya secara online.

Di antara pembinaan fisik yang dilakukan adalah long march terbatas, menembak pistol dan sniper. Untuk memicu semangat para peserta, materi ini pun dilombakan.

Terpilih sebagai pemenang untuk materi pistol adalah, Letkol Pas Sigit Sasongko (Juara 3), Kapten Pas Verdian (Juara 2), dan Maryor Pas Effendi Hermawan (Juara 1). Sedangkan pemenang nomor sniper diraih oleh Letkol Pas Sigit Sasongko (Juara 3), Kolonel Pas Suratno (Juara2), dan Marsma TNI Taspin Hasan (Juara 1).

Juga jadi pembeda kegiatan Bina Matra tahun ini adalah, hadirnya sembilan taruna AAU yang akan menjadi calon perwira Korpaskhas. Tahun pendidikan 2021 ini menandai dimulainya pelaksanaan Kecabangan Pasukan di Akademi Angkatan Udara (AAU) untuk Taruna Tingkat IV.

Foto bersama Komandan Korpaskhas para komandan satuan yang menjadi pemenang Latihan Uji Kesiapan Operasional Korpaskhas. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Dengan demikian, bagi taruna yang ditetapkan menjadi pasukan akan melaksanakan pendidikan kecabangan pasukan seperti halnya kecabangan penerbang.

Marsda Eris berharap, kegiatan Bina Matra ini dapat menjadi media pembelajaran dari para senior Paskhas kepada yuniornya. Selain itu dapat mengenal lebih dekat para senior Korpaskhas. Karena pengalaman di medan operasi adalah bahan pembelajaran yang tidak akan ditemukan di lembaga pendidikan.

Penyelenggaraan Bina Matra menjadi momen penting bagi pembinaan tradisi kejuangan perwira Korpaskhas. Selain sebagai sarana melatih diri, menjalin silaturahim, juga dapat sebagai media komunikasi antara pendahulu, pejabat Korpaskhas, para komandan satuan, dan perwira.

Dalam pembekalannya kepada lebih 100 perwira yang hadir di Bale Gede, Marsma (Pur) Nanok Soeratno dan Peltu (Pur) Hengky Molana membagikan pengalamannya dalam Operasi Seroja. Nanok menuturkan bahwa perintah operasi penerjunan Detasemen A Kopasgat di Dili, baru ia terima H-3 alias tiga hari sebelumnya.

Mayor Pas Phutut menerima biografi dari Marsma (Pur) Nanok Soeratno setelah menjawab pertanyaan yang diajukan. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Sebagai komandan Kompi, Nanok diberi kesempatan untuk memilih anggotanya yang terbaik. “Saya pilih yang terbaik, khususnya untuk tim Dallan dan Dalpur, mereka adalah tamtama dan bintara senior yang berpengalaman dalam operasi tempur,” ujar Nanok.

Baca Juga: 

Sedangkan Marsma (Pur) Mujanto memberikan materi motivasi, yaitu bagaimana seorang perwira bisa membangun kompetensi diri dan satuannya. Mujanto membagikan tips and trick dari pengalamannya saat menjadi Komandan Lanud Merauke di Papua dan Lanud Adi Soemarmo di Solo.

Secara khusus Nanok Soeratno membagikan lima buku biografinya yang berjudul “Kisah Sejati Prajurit Paskhas”, kepada lima peserta yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukannya.

Foto bersama Komandan Korpaskhas dengan senior Korpaskhas yang memberikan materi pembinaan dalam bentuk berbagi pengalaman dengan tajuk “Melawan Lupa”. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Sesi berhadiah buku ini cukup menarik dan mengundang gelak tawa. Karena beberapa pertanyaan yang diajukan Nanok Soeratno cukup mengagetkan para peserta. Seperti siapa pencipta warna baret jingga, bagaimana kisah di balik pemilihan warna jingga, dan pencipta lagu Mars Komando.

“Supaya kita semua tahu sejarah Korpaskhas dengan baik, termasuk dari apa yang melekat pada diri kita ini pun ada sejarahnya. Karena ini menyangkut jati diri dan harga diri kita sebagai prajurit Komando,” tutur Marsma (Pur) Nanok Soeratno yang masih lantang meneriakkan pekik ‘komando’.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply