Kemampuan Unik Airbus A330 MRTT, Pesawat Tanker Idaman TNI AU yang Sudah Dioperasikan Singapura

0

MYLESAT.COM – Angkatan Udara Singapura (RSAF) adalah negara pengguna kedelapan dari 10 operator pesawat tanker Airbus A330-200 MRTT (Multi Role Tanker Transport). Sejak 21 April 2021, enam pesawat yang dioperasikan Skadron 112 yang berada di Changi Air Base ini sudah meraih status kemampuan operasional penuh (FOC). Hampir separuh dunia sudah dikelilingi A330 MRTT RSAF.

Baca Juga: 

Pada hari pertama kunjungannya di Singapura, (3/1/2022) KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mendapat kesempatan untuk mengunjungi Skadron 112. Empat pesawat tanker A330 MRTT yang berada di bawah kendali Air Combat Command (ACC), terlihat di apron Skadron.

Sebelum diajak melihat static display A330 MRTT, KSAU terlebih dahulu mendapat penjelasan dari komandan ACC. KSAU didampingi Korsahli KSAU, Asintel KSAU, Askomlek KSAU, dan Kadispenau.

Pesawat Airbus A330-200 MRTT yang dioperasikan RSAF. Foto: dok. mylesat.com

Sebuah kesempatan berharga bisa melihat secara langsung pesawat yang dioperasikan RSAF dengan take-off weight 230.000 kg ini.

Di dalam kabin pesawat, KSAU mendapat penjelasan langsung dari komandan Skadron 112 terkait kemampuan dan peran pesawat dalam berbagai misi kemanusiaan RSAF dan latihan bersama negara sahabat Singapura.

Dijelaskan komandan Skadron 112, pesawat A330-200 MRTT memperkuat RSAF sejak 2018 dan beroperasi penuh pada 2021.

Beberapa misi multiperan yang sudah dilaksanakan meliputi pengisian bahan bakar di udara pesawat tempur F-16C/D+ Fighting Falcon dan F-15SG Strike Eagle, angkut personel, angkut kargo, evakuasi medis.

Dengan spesifikasi pesawat yang bisa diubah konfigurasinya untuk berbagai kebutuhan, misi kemanusiaan terakhir yang dilakukan adalah evakuasi warga asing dari Afghanistan pada Agustus tahun lalu.

Dalam misi menegangkan seperti juga dialami pesawat Boeing B737-400 A-7305 “Kencana Zero Four” (04) TNI AU dari Skadron Udara 17, A330 MRTT RSAF menuntaskan penerbangan dalam 10 sorti. Baik untuk mengevakuasi warga asing ke negara terdekat atau menerbangkannya hingga ke Jerman.

Jika dikalkulasikan secara standar bahwa pesawat ditata dalam kapasitas 400 tempat duduk, artinya dalam 10 sorti penerbangannya pesawat berhasil membawa 4.000 warga asing ke negara aman.

Briefing sebelum peninjauan pesawat tanker A330 MRTT RSAF. Foto: RSAF

Misi yang sangat sukses ini menunjukkan fleksibilitas A330 MRTT dalam melaksanakan berbagai misi. Tidak hanya pengisian bahan bakar di udara ke pesawat lain, tapi juga membawa penumpang, eromedis hingga disulap menjadi pesawat VVIP.

“Untuk VIP belum pernah kami laksanakan, tapi pada dasarnya bisa dilakukan,” ujar komandan Skadron 112.

KSAU menyampaikan rasa terimakasihnya atas kesempatan dan penjelasan tentang pesawat A330 MRTT. KSAU juga sangat mengapresiasi peran serta A330 Skadron 112 dalam berbagai misi kemanusiaan.

Di kawasan Asia Pasifik, Australia tercatat sebagai negara pertama yang mengoperasikan A330 MRTT, disusul Singapura dan Korea Selatan.

Pengadaan A330 MRTT sempat menjadi viral setelah versi pesawat yang oleh konsorsium EADS/Northrop Grumman ditawarkan kepada Angkatan Udara AS (USAF) sebagai KC-45, telah dipilih USAF namun kemudian dibatalkan.

USAF membutuhkan sekitar 100 pesawat tanker baru untuk menggantikan armada KC-135E Stratotanker.

Kelebihan dalam banyak hal yang dimiliki A330 dibanding pesaing dekatnya B767 yang diakuisisi USAF sebagai KC-46A Pegasus, sampai menarik India untuk turut memiliki.

Namun India yang membutuhkan enam pesawat tanker, sempat memberikan tantangan menarik kepada pabrikan. Tidak hanya sebagai tanker, pada Januari 2018, India membuka tender untuk pesawat yang juga harus memiliki kemampuan AEW&C (Airborne Early Warning & Control). Two in one platform.

Setelah mengumumkan kolaborasi dengan Airbus pada Februari 2020 dalam proyek Smart MRTT, RSAF dan Airbus telah merampungkan fase pengembangan dari sistem pengisian bahan bakar otomatis atau Automatic Air-to-Air refueling (A3R). Penyelesaian fase ini dilakukan setelah melalui serangkaian uji terbang.

KSAU mencoba mengoperasikan sistem pengisian bahan bakar di udara A330 MRTT RSAF. Foto: RSAF

Uji coba dilaksanakan di Singapura pada awal 2021, dengan kolaborasi antara AU Singapura dan Singapore Defence and Technology Agency.

Uji coba ini menandai keikutsertaan pertama A330 MRTT Singapura yang dilengkapi sistem A3R. Pengembangan A3R akan menjadikan pengisian bahan bakar di udara sepenuhnya otonom.

Karena sistem A3R tidak memerlukan peralatan tambahan pada pesawat penerima untuk mengurangi beban kerja operator pengisian bahan bakar udara (ARO).

Airbus A330-200 MRTT memiliki kecepatan jelajah cukup tinggi dan kapasitas bahan bakar internal yang cukup besar untuk terbang sejauh 4.000 km, mengisi bahan bakar enam pesawat tempur dalam perjalanan. Di saat bersamaan juga membawa 43 ton kargo non-bahan bakar.

Kehebatan MRTT ini adalah bisa menyuplai 68 ton bahan bakar selama dua jam pada kisaran jarak 1.000 mil laut. Pesawat memiliki kapasitas bahan bakar maksimum 139.090 liter atau 111 ton.

Kapasitas bahan bakar yang besar memungkinkan pesawat terbang pada jarak lebih jauh, untuk tetap menjadi stasiun BBM terbang lebih lama.

Dengan demikian, A330 MRTT bisa mengisi bahan bakar untuk lebih banyak pesawat. Dalam misi internasional, kemampuan ini bisa mengurangi ketergantungan terhadap dukungan negara tuan rumah.

Kemampuan unik Airbus A330-200 MRTT yang dikembangkan dari pesawat wide body A330 ini adalah, mampu meladeni teknik boom dan hose. Untuk soal ini, bagi TNI AU berarti bisa menyusui tidak hanya pesawat buatan AS dan sekutunya tapi juga dari Rusia.

Airbus membuat versi komersial A330-200 di Toulouse. Sedangkan konversi pesawat dilakukan di Getafe, Spanyol, yang dilengkapi sistem pengisian bahan bakar dan avionik militer.

KSAU saat melihat langsung pesawat A330-200 MRTT RSAF. Foto: RSAF

Pesawat dapat dilengkapi dengan dua pod pengisian bahan bakar Cobham FRL 900E Mark 32B, satu di bawah setiap sayap. Sayap A330-200 memiliki struktur desain yang sama, termasuk titik pemasangan yang diperkuat, seperti pada pesawat A340 bermesin empat.

Oleh karena itu, posisi sayap untuk memasang pod pengisian bahan bakar udara ke udara memerlukan modifikasi minimal. Sistem bahan bakar pesawat mencakup pemasangan pipa dan kontrol tambahan.

Versi komersial A330-200 menggunakan konfigurasi tangki bahan bakar berkapasitas sangat besar di sayap. Sehingga untuk menjadi tanker, modifikasi tangki bahan bakar tidak lagi diperlukan. Jumlah bahan bakar yang dibawa, sudah lebih dari cukup untuk meladeni lima fighter.

Selain sistem pengisian bahan bakar, bidang utama modifikasi adalah pemasangan avionik militer yang dapat dilepas dan dipasang, komunikasi militer, dan rangkaian alat bantu pertahanan. Sistem militer akan dihapus ketika pesawat dalam penggunaan komersial. Kabin penumpang dan kompartemen kargo tidak berubah.

Kompartemen kargo dek bawah dapat menampung enam palet standar NATO berukuran 88 in X 108 in, ditambah dua kontainer LD3. Muatan kargo sipil bisa berupa 28 kontainer LD3 atau delapan palet 96 in X 125 in ditambah dua kontainer LD3.

Kabin penumpang dan kompartemen kargo tidak berubah. Bahkan dengan muatan bahan bakar penuh, pesawat dapat membawa 45 ton kargo dan hingga 300 penumpang.

Pesawat dapat digunakan untuk melakukan evakuasi aeromedis. Konfigurasi evakuasi aeromedis dilengkapi dua unit perawatan intensif (ICU), 16 tandu, 96 kursi kelas ekonomi, 21 kursi untuk staf medis, dan kapasitas kargo di dek bawah.

Aerial refuelling boom system atau ARBS dapat digunakan untuk mengisi bahan bakar pesawat yang dilengkapi wadah seperti F-35A Lightning II dan F-16 Fighting Falcon. Sistem ini memiliki laju aliran bahan bakar maksimum 4.542,49 lilter per menit (3.600 kg per menit).

Foto bersama KSAU, pejabat TNI, komandan ACC beserta perwira RSAF di depan A330 MRTT. Foto: RSAF

Pod bawah sayap pada pesawat memiliki kemampuan pengisian bahan bakar hose (selang) dan drogue secara simultan dengan laju pengisian bahan bakar 1.589,87 liter per menit (1.300 kg per menit).

Pesawat dapat digunakan untuk mengisi bahan bakar pesawat yang dilengkapi probe seperti A400M atau C295 dengan bantuan fuselage refueling unit (FRU) Cobham 805E. FRU memberikan fleksibilitas untuk melakukan pengisian bahan bakar secara simultan untuk dua pesawat.

Jika kelak TNI AU mengoperasikan pesawat ini, biaya pemeliharaan juga bisa ditekan. Apa pasal, karena PT GMF Aeroasia sebagai anak perusahaan PT Garuda Indonesia, telah mengembangkan Airbus Maintenance Platform dimana GMF Aeroasia memberikan penyediaan layanan perawatan armada pesawat militer.

Satu hal lagi, Garuda pun sudah lama mengoperasikan pesawat yang sama.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply