Maskapai Carter Indonesia, Smart Aviation, Penerima Pilatus PC-6 Porter Terakhir yang Diproduksi

0

MYLESAT.COM – Pilatus Aircraft mengirimkan pesawat PC-6 Porter terakhir yang diproduksi ke perusahaan jasa angkutan udara niaga tidak berjadwal Smart Aviation dari Indonesia. Hingga Agustus 2017, tercatat pabrikan telah memproduksi 595 unit PC-6.

Pilatus PC-6 Porter adalah pesawat yang akbrab pagi penggiat terjun payung. Menurut catatan majalah Flying, sekitar 40 persen dari semua PC-6 yang dioperasikan di daratan Eropa selama tahun 1990-an, digunakan untuk terjun payung.

Pengiriman PC-6 terakhir ke Indonesia ini menandai akhir dari produksi selama 63 tahun pesawat single turboprop yang kokoh dan tidak bertekanan ini. Dengan kemampuan STOL dan hidung mendongak tinggi, menjadi karakter unik yang membuat PC-6 sangat andal di lapangan terbang dengan karakter landasan minus.

Pesawat yang diberi nomor S/N 1019 dan terdaftar sebagai FB-FBE, diserahkan kepada operator carter penerbangan Smart Aviation Jakarta, Indonesia.

Stans, Pilatus yang berbasis di Swiss mengumumkan pada 2017 bahwa mereka berencana menghentikan produksi PC-6 pada 2019. Namun bencana pandemi dan penundaan lainnya memperpanjang keputusan itu hingga tahun ini.

Pada saat itu, pabrikan mengatakan akan menghentikan lini PC-6 untuk lebih memfokuskan perhatiannya pada twinjet PC-24. Pilatus PC-24 bermesin turbofans ini diharapkan akan meneruskan kesuksesan PC-12 yang menggunakan mesin turboprop.

Menurut Pilatus, 604 Pilatus Porter multi-peran telah diproduksi sejak 1959, dengan lebih dari 500 dibuat di markas pabrikan Stans dan 100 diproduksi di AS di bawah lisensi.

Dukungan akan diberikan kepada pelanggan PC-6 yang sudah ada selama setidaknya 20 tahun. Sementara itu karyawan di lini produksi PC-6 dipindahkan ke lini perakitan PC-12 atau PC-24.

Pilatus PC-6 Porter dikenal dengan kemampuan lepas landas dan pendaratannya yang singkat serta keserbagunaan yang mengagumkan. Di antara pencapaiannya, Pilatus Porter memegang rekor dunia untuk menerbangkan beberapa perjalanan kargo dan penumpang dengan muatan maksimum hingga ketinggian 18.700 kaki (5.700 meter).

Smart Aviation atau PT Smart Cakrawala Aviation didirikan pada akhir tahun 2016. Keberadaanya diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi industri transportasi udara, pemerintah daerah dan masyarakat pada umumnya.

Selain dilaporkan memesan tiga unit Pilatus PC6 Porter, Smart Aviation juga berencana membeli lagi empat unit C208B Caravan dan satu unit Cessna 408 SkyCourier.

Dari penelusuran di situs smartaviation.co.id, diketahui bahwa perusahaan carter ini termasuk pemain baru yang diperhitungkan. Saat ini Smart Aviation mengoperasikan setidaknya 14 pesawat dan helikopter.

Terdiri dari helikopter Airbus EC130 T2 (1), C208B Grand Caravan EX (8), C208B Grand Caravan (1), C208 Caracan (2), dan Pilatus PC-6 / B2-H4 (2).

PT Smart Cakrawala Aviation adalah pemegang AOC 135-062 (Aircraft Operating Certificate) yang berdiri pada 8 Desember 2016. Semua armada dioperasikan di Kalimantan dan Papua.

Sebagai perusahaan jasa angkutan udara niaga tidak berjadwal, Smart Aviation melayani permintaan untuk Aerial Survey, Aerial Photography, Aerial Patrol, Cargo Flight, Passenger Flight, Medical Evacuation, dan VIP Charter. PT Smart Cakrawala Aviation juga memiliki AMO 145-1003 (Authorized Maintenance Organization) yang bergerak di bidang MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) dengan base di Singkawang, Kalimantan Barat.

Smart Aviation merupakan maskapai pengganti Susi Air dalam menggunakan hanggar di Bandara Malinau, Kalimantan Utara yang sempat viral di media.

Smart Aviation yang didirikan oleh Pongky Majaya ini juga memiliki dan mengoperasikan bandara pribadi di Singkawang Kalimantan Barat.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply