MYLESAT.COM – Upacara peringatan HUT TNI AU ke-77 yang berlangsung di Taxiway Echo Lanud Halim Perdanakusuma, benar-benar menjadi pesta rakyat. Ribuan warga Ibukota dan sekitarnya tumpah ruah di lapangan. Bahkan usai acara, warga pun merangsek ke tenda utama untuk melihat dari dekat para pejabat negara yang hadir.
Petugas POM AU yang bertanggung jawab menjaga daerah upacara, dibuat kewalahan menahan warga yang ingin melihat dari dekat ke tenda utama. Bahkan Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Adrian P. Damanik turun tangan langsung meminta warga untuk tidak berkumpul di depan tenda. Beberapa kali terlihat Danlanud harus berteriak ke arah warga.
Tapi karena “rasa senang” tengah menguasai alam pikiran warga, cuaca panas nan menyengat pun tidak mereka hiraukan. Senyum dan gelak tawa terdengar dimana-mana. Sambil berswafoto dan mengajak putra putri mereka untuk memanfaatkan momen langka di dalam pangkalan udara militer.
Alhasil, upacara HUT TNI AU ke-77 ini lebih tepat disebut sebagai momen kerinduan semua pihak untuk hadir dan menyaksikan sebuah orkestra TNI AU yang lazim dilaksanakan setiap tahun. Apalagi di saat bersamaan, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo pun merayakan hari kelahirannya yang ke 57.
Alhasil setiap tamu dan pejabat yang menemui KSAU tidak hanya mengucapkan selamat HUT TNI AU, tapi juga selamat ulang tahun untuk Marsekal Fadjar.
Upacara HUT TNI AU ke-77 dipimpin oleh Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Turut hadir Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR-RI Puan Maharani, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menkopolhukam Mahfud MD, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurahman, KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, dan pejabat lainnya.
Tidak ketinggalan Kepala Staf Angkatan Udara dari masa ke masa, menghadiri upacara yang telah absen digelar sejak 2020 ini.
HUT TNI AU ke-7 ini mengambil tema: Profesional, Modern dan Tangguh sebagai Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan.
Dalam sambutannya, Panglima TNI mengatakan bahwa selama 77 tahun, TNI Angkatan Udara selalu hadir dalam setiap panggilan tugas Ibu Pertiwi. Baik dalam rangka Operasi Militer Perang maupun Operasi Militer Selain Perang.
Kiprah para prajurit penjaga dirgantara telah terukir dengan tinta emas dalam menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
“Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI Angkatan Udara, atas dedikasi, profesionalisme, dan loyalitas yang kalian tunjukkan selama ini,” ungkap Laksamana Yudo.
Menurut Yudo, saat ini TNI AU telah tumbuh menjadi organisasi militer yang semakin modern dan semakin dicintai rakyat. Pencapaian ini tidak lain adalah atas limpahan rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sekaligus berkat pengabdian yang tulus dari seluruh personel dan keluarga besar TNI Angkatan Udara dari masa ke masa.
Mewakili TNI dan khususnya TNI Angkatan Udara, Laksamana Yudo menyampaikan rasa hormat serta apresiasi tertinggi kepada para sesepuh dan para pendahulu yang telah menjalankan pengabdian secara paripurna, sehingga TNI AU dapat berkembang sebagaimana saat ini.
Menanggapi situasi global saat ini pasca pandemi Covid-19, Yudo mengatakan bahwa dunia tengah diterpa krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial.
“Perang Rusia-Ukraina semakin memperparah keadaan. Situasi geopolitik dunia secara umum penuh dengan ketidakpastian dan semakin memanas,” jelasnya.
Dalam menghadapi situasi tersebut, TNI Angkatan Udara sebagai bagian tidak terpisahkan dari Tentara Nasional Indonesia harus selalu beradaptasi dan bersiap dengan berbagai kemungkinan skenario. TNI AU harus selalu siap menjadi garda terdepan dalam menghadapi beragam krisis yang mengancam bangsa.
Yudo yakin bahwa TNI AU sudah menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam rangka menghadapi spektrum ancaman yang semakin kompleks.
“Sesuai tema tersebut, saya perintahkan seluruh prajurit TNI Angkatan Udara untuk selalu bersikap profesional. Ingatlah bahwa tugas kalian memiliki risiko tinggi, sehingga meskipun angkasa tempat kalian bertugas sangatlah luas, namun tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun,” katanya.
“Teruslah berlatih dengan skenario yang realistis, train as you fight and fight as you train!”
Panglima TNI menekankan agar TNI AU secara bertahap melanjutkan pembangunan kekuatan untuk menjadi angkatan udara yang modern. Bangun selalu kemampuan untuk menjadi angkatan udara yang siap setiap saat diproyeksikan untuk menghadapi beragam potensi ancaman dan gangguan.
Wujudkan angkatan udara yang tangguh mulai dari diri sendiri. Tumbuhkan kebanggaan, semangat juang, dan kehormatan sehingga kalian akan menjadi pribadi yang pantang menyerah dan selalu menjadi bagian dari solusi dihadapkan dengan permasalahan yang ada.
“Dengan bekal profesional, modern, dan tangguh, saya yakin dan percaya TNI Angkatan Udara akan mampu menjadi kekuatan udara yang disegani di kawasan. Kekuatan yang mampu menjaga dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia setiap saat,” pungkas Yudo.
Panglima TNI tidak lupa mengingatkan pesan bijak Presiden Soekarno pada hari ulang tahun TNI AU ke-9 tahun 1955. “Kuasai udara untuk melaksanakan kehendak nasional, karena kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam perang modern”.
Menurut Yudo, pesan tersebut masih relevan hingga saat ini dan menunjukkan betapa vitalnya peran TNI AU. “Untuk itu mari bersama kita majukan TNI Angkatan Udara, mari kita bangun dan perkuat sayap tanah air kita.”
Dirgahayu TNI Angkatan Udara, Swa Bhuwana Paksa