MYLESAT.COM – Berlangsung dengan lancar, tertib, dan aman. Begitulah suasana saat KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memimpin Sidang Penilaian Panitia Penentuan Akhir (Pantukhir) Seleksi Tingkat Pusat Penerimaan Taruna/Taruni Akademi Angkatan Udara (AAU) 2023 di Balai Prawiratama Setukpa, Lanud Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, Kamis (20/7/2023).
Sebelum memulai Pantukhir yang merupakan momen menegangkan bagi setiap peserta dan siapapun yang pernah melewatinya, KSAU menyampaikan bahwa Pantukhir merupakan salah satu pijakan pertama yang penting ketika TNI AU mengukuhkan tekadnya untuk menjadi Angkatan Udara yang disegani di Kawasan.
“Saya ingin kembali menegaskan bahwa untuk mewujudkan TNI Angkatan Udara yang disegani, sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang kita miliki,” ungkap Fadjar. Pantukhir AAU adalah untuk memilih para calon taruna dan taruni yang di kemudian hari akan menjadi pemimpin TNI AU. Kualitas mereka adalah keniscayaan.
Oleh karena itu, tegas Fadjar, calon Taruna dan Taruni yang akan dipilih ini tentunya harus merupakan putra-putri terbaik bangsa yang mampu menjadi generasi penerus pemimpin Angkatan Udara di masa depan.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dan Aspers KSAU Marsda TNI Fajar Sumarijadji mendiskusikan beberapa temuan saat memimpin Sidang Pantukhir. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Sidang Pantukhir Tingkat Pusat TNI AU ini diikuti 289 Calon Taruna/Taruni AAU yang terdiri dari 268 calon Taruna dan 21 calon Taruni. Mereka berasal dari seluruh wilayah Indonesia dengan latar belakang beragam. Total ada 1.904 orang yang mengikuti pendaftaran ulang dengan rincian 1.600 pria dan 304 wanita.
Para Calon Taruna-Taruni terpilih dalam Sidang Pantukhir Daerah Gabungan yang dilaksanakan pada 15 Juni 2023. KSAU memberikan ucapan selamat kepada calon Taruna-Taruni yang telah sampai pada tahap sidang Pantukhir, selanjutnya akan mengikuti seleksi tahap akhir (terintegrasi) bersama Calon Akmil dan AAL di Akmil Magelang.
Melalui Sidang Pantukhir Tingkat Pusat yang dipimpin KSAU ini, ditentukan 140 Calon Taruna dan 10 Calon Taruni terbaik, yang akan mengikuti Pantukhir Integratif dan melaksanakan pendidikan di Magelang.
“Sesuai arahan Panglima TNI, kita juga memilih tiga calon taruna dan dua calon taruni sebagai cadangan, yang juga akan dikirim ke tingkat pusat di Magelang. Namun, lima calon cadangan ini hendaknya tidak dijadikan sandaran karena tidak ada jaminan akan diterima di pendidikan,” kata Fadjar.
Seleksi terhadap 268 calon ini dilaksanakan secara per kelompok. Mereka dibagi ke dalam tujuh kelompok yang terdiri dari Kelompok Wongbee, Rafale, Boramae, Sukhoi, Tucano, Bronco, dan Dakota. Khusus kelompok Wongbee adalah para calon taruni yang berjumlah 21 orang.
Setiap kelompok (kecuali Wongbee) yang berjumlah antara 38 hingga 50 calon taruna, dipanggil memasuki Balai Prawiratama Setukpa untuk mendapatkan penilaian langsung dari KSAU. Beberapa calon mendapat perhatian khusus dari KSAU dan tim atas alasan kondisi tubuh.
Seperti diketahui, mereka ini adalah para calon taruna-taruni yang segera akan menjalani kehidupan dan pendidikan militer yang keras dan disiplin selama empat tahun. Untuk itu dibutuhkan calon-calon yang memenuhi persyaratan baik secara medis, psikologis, ideologis, dan kesamaptaan. Panitia harus jeli dan presisi dalam menilai dan menentukan pilihan.
KSAU dan panitia sidang melakukan pemeriksaan terhadap seluruh calon. Baik pemeriksaan fisik maupun nonfisik seperti pemeriksaan seluruh hasil akhir seleksi tingkat pusat yang telah dijalani peserta.
“Mengacu pada data hasil seleksi daerah, saya mengapresiasi atas hasil seleksi yang telah memberikan para Calon Taruna dan Taruni dengan kualitas yang lebih baik, walaupun terdapat penurunan animo pendaftaran,” ujar KSAU.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memeriksa salah satu calon taruni. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Mengacu hal tersebut, KSAU berharap agar hasil kualitas calon taruna dan taruni pada tahun ini akan jauh lebih baik dan dapat memenuhi ekspektasi bersama.
“Saya mengajak seluruh panitia, mari kita berkomitmen untuk melaksanakan proses rekrutmen prajurit yang transparan dan berjalan tanpa intervensi,” tutur Marsekal Fadjar.
“Kita juga harus mengutamakan kepentingan TNI AU di atas kepentingan pribadi, sehingga melalui Sidang ini dapat membantu kita dalam meningkatkan kualitas SDM Angkatan Udara di masa depan, serta dalam mewujudkan tugas-tugas kita dalam menjaga kedaulatan tanah air dan angkasa Indonesia yang kita cintai,” beber Marsekal TNI Fadjar Peasetyo.
Pantukhir ini dihadiri oleh Irjenau Marsda TNI Eko Dono Indarto, Aspers Panglima TNI Marsda TNI Samsul Rizal, Aspers KSAU Marsda TNI Fajar Sumarijadji, Gubernur AAU Marsda TNI Wayan Superman, Kadispamsanau Marsma TNI Riva Yanto, Kadiswatpersau Marsma TNI M. Arief Damopoli, dan Kadispsiau Marsma TNI Dra. Sri Hastuti.