MYLESAT.COM – Untuk kedua kalinya meliput program Bina Matra Kopasgat 2024, kali ini mylesat.com memperoleh kesempatan yang jauh lebih lengkap. Atas undangan Komandan Kopasgat Marsda TNI Yudi Bustami, rangkaian kegiatan bisa diikuti sejak dari basis di Mako Kopasgat hingga ke daerah latihan Bale Gede di Kabupaten Bandung.
Tradisi Bina Matra merupakan sebuah program pembinaan perwira yang sudah sangat lama dilaksanakan oleh Mako Kopasgat. Marsda Yudi Bustami sendiri mengakui saat berbincang dengan mylesat.com, bahwa tradisi ini sudah dilaksanakan rutin secara lintas generasi.
“Saya pertama kali mengikuti Bina Matra saat perwira remaja, saat itu salah satu pembawa materi Letkol Pas Budhi Santoso, yang di antaranya memaparkan tentang apa itu OP3U,” ungkap Marsda Yudi saat memberikan pembekalan di hadapan para peserta di Wargaming Room Kopasgat di Lanud Sulaiman.
OP3U adalah singkatan dari Operasi Perebutan dan Pengoperasian Pangkalan Udara, sebuah operasi udara yang melibatkan seluruh kemampuan Kopasgat untuk merebut sebuah pangkalan udara. OP3U dilaksanakan Kopasgat di bawah kendali Pangkogasudgab.
Menurut Marsda Yudi, salah satu materi yang disiapkan dalam Bina Matra adalah sosialisasi kemampuan Kopasgat yang salah satunya adalah OP3U.
Bina Matra 2024 diikuti oleh 103 perwira Kopasgat yang berasal dari seluruh satuan yang berada di jajaran Kopasgat. Baik itu Wing 1, 2, 3, Wing Pendidikan, dan Satbravo 90. Dari yang berpangkat letnan dua alumni AAU 2024, hingga kolonel yang sudah menduduki jabatan Komandan Wing dan Satbravo.
Yudi sendiri sejatinya berkeinginan Bina Matra ini diikuti oleh seluruh perwira baret jingga Kopasgat. Baik yang masih berada di lingkungan Kopasgat maupun yang sudah di luar organisasi.
Namun harapan ini memang sulit untuk diwujudkan karena intensitas penugasan yang sangat tinggi. Bersama satuan TNI lainnya, pasukan Kopasgat saat ini juga terlibat dalam Satgas Pam Rahwan di Papua, persiapan pengamanan pelantikan Presiden terpilih, dan kegiatan lainnya atas perintah Panglima TNI.
Sebagai sebuah tradisi yang baik, Marsda Yudi Bustami menyakini bahwa Bina Matra menjadikan seluruh perwira update dengan perkembangan organisasi terkini dan mendapatkan informasi yang valid tentang rencana pengembangan kekuatan kedepannya.
Mako Kopasgat sendiri menggarisbawahi bahwa melalui Bina Matra diharapkan tercapainya satu pemahaman, pola sikap, pola tindak serta pemikiran yang komprehensif tentang kemampuan dan kekuatan Kopasgat saat ini, untuk menuju kepada tahapan pembangunan dan pengembangan sesuai rencana srategis Kopasgat di masa mendatang.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya, momen Bina Matra menjadikan para yunior bisa bertemu langsung dengan seniornya dalam satu situasi lapangan yang cair dan penuh kebersamaan. “Bina Matra ini semacam back to basic dengan nuansa lapangan dan didahului sosialisi di kelas,” kata Yudi.
Back to basic, memang itulah tujuan utama dari Mako Kopasgat. Itu sebabnya program Bina Matra diisi dengan sejumlah program yang keseluruhannya bermuara kepada penyegaran kemampuan Kopasgat itu sendiri yang sudah dikuasai oleh para perwira. “Namun, mungkin, karena rutinitas pekerjaan dan padatnya penugasan, terkadang membuat seseorang lupa atau tidak update dengan perkembangan organisasi, itulah gunanya Bina Matra yang menjadi tanggung jawab Mako untuk memberikan penyegaran kepada para perwira,” tutur Yudi.
Harapan itu tercermin dari materi yang disampaikan selama dua hari program Bina Matra yang dilaksanakan pada 11-12 Oktober 2024.
Kegiatan Bina Matra diawali dengan pembukaan oleh Komandan Kopasgat Marsda TNI Yudi Bustami. Dalam kesempatan ini, Yudi menyampaikan maksud dan tujuan program ini serta “mewariskan” sejumlah legacy yang menjadi ciri khas dan keunikan Kopasgat dibanding satuan TNI lainnya.
Yudi menceritakan beberapa hal terkait keunikan Kopasgat berdasarkan pengalamannya sendiri maupun penuturan dari para senior. Di antaranya pengalamannya sebagai tim Dalpur, membidani lahirnya Satbravo awal 1990, pengalaman menjadi komandan kompi Yongab Ambon 2001 serta pengalaman memperjuangkan OP3U di Mabesau.
Dari penuturannya, Yudi menyampaikan harapannya kepada para perwira dan khususnya para perwira muda untuk terus menggali sejarah Kopasgat yang penuh dengan dinamika. Karena kehebatan Kopasgat hari ini tidak terlepas dari masa lampau yang telah diperjuangkan oleh para sesepuh Kopasgat.
Setelah memberikan pembekalan, materi selanjutnya adalah sosialisasi OP3U yang disampaikan oleh Asisten Operasi Kopasgat, Kolonel Pas Kutoyo. OP3U adalah sebuah operasi merebut pangkalan udara yang menjadi kemampuan khas Kopasgat. Operasi ini digelar dengan menggunakan semua kemampuan yang dimiiki Kopasgat yaitu Satbravo, Dalpur, Dallan, dan SARPur.
Meski eksekutornya adalah prajurit Kopasgat, OP3U sejatinya adalah operasi yang kompleks karena melibatkan unsur udara lainnya. Apakah itu pesawat transpor, pesawat intai, drone, pesawat tempur serta satuan radar dan unit-unit elektronika lainnya.
Setelah itu adalah sosialisasi P2OU (Proses Pelaksanaan Operasi Udara) yang disampaikan oleh Kolonel Pas Sigit Sasongko. Para perwira yang mengikuti pembekalan hingga pukul 14.30 WIB ini antusias menyimak. Mereka juga aktif bertanya.
Selepas ground school inilah para peserta bersiap melaksanakan operasi perebutan yang berlangsung dalam tahap long march dari Margahayu ke Bale Gede. Setelah menerima perlengkapan berupa senapan laras panjang SS2-V1, sejumlah amunisi hampa dan helm kevlar, mereka dibagi ke dalam tiga kelompok.
Tahap selanjutnya adalah, setiap kelompok menerima Perintah Operasi (PO) dari Asop Kopasgat yang intinya mempraktikkan operasi penyerbuan (raid) terhadap kedudukan musuh. Raid atau penyerangan, adalah tahap serangan terhadap suatu posisi atau instalasi untuk tujuan tertentu selain merebut dan menguasai. Serangan dilakukan untuk menghancurkan posisi atau instalasi, menghancurkan atau menangkap musuh atau peralatan musuh, atau membebaskan tawanan.
Dalam skenario Bina Matra, raid operation dilaksanakan pukul 05.00 di desa perkebunan teh yang berada sekitar tujuh kilometer dari Pos Kolat Kopasgat di Desa Bale Gede. Setelah merebut dan menduduki, pasukan selanjutnya melaksanakan patroli dan pembersihan wilayah yang diskenariokan dari lokasi perebutan hingga ke Pos Kolat sejauh tujuh kilometer.
Ketiga kelompok pasukan melaksanakan perjalanan panjang menyusuri jalan raya hingga mencapai pertigaan Jalan Cikadu yang menuju ke Pos Kolat Kopasgat. Selama di perjalanan, pasukan terus mendapat gangguan dari musuh.
Perjalanan dari desa perkebunan teh ini cukup menarik karena diikuti langsung oleh Dankopasgat Marsda Yudi Bustami. Tidak ingin mengganggu jalannya latihan, Yudi didampingi Wadan Kopasgat Marsma TNI Deni Muis, Inspektur Kopasgat Marsma TNI Elia Adriyanto serta para Asisten Kopasgat, mengikuti long march pasukan dari belakang.
Meski jalan rata beraspal namun menanjak dan berliku-liku, tidak menyurutkan semangat Komandan Kopasgat beserta para perwira untuk menuntaskan perjalanan sampai Pos Kolat Kopasgat. “Ini suasana yang saya rindukan, kembali bersama pasukan,” ucap Yudi.
Dalam sambutannya saat pembukaan, Marsda TNI Yudi Bustami mengungkapkan harapannya kepada peserta Bina Matra untuk bisa mengikuti dan menyimak seluruh materi yang diberikan. “Sebagai seorang perwira Kopasgat hendaknya kita dapat memberi motivasi kepada prajurit kita terutama di dalam kedinasan,” jelas Yudi.
Mengutip filosofi “Jalan Samurai” yang terkenal dengan Prinsip Bushido, Marsda Yudi Bustami memekikkan semangat ksatria sebagai sebuah kode etik yang harus dimiliki oleh seluruh perwira Kopasgat bahwa, “Inilah Jalan Jingga”.