MYLESAT.COM – Drone Forge, perusahaan start-up dirgantara asal Australia dan Airbus telah menandatangani Letter of Intent (LOI) untuk kolaborasi dalam penerapan dan integrasi operasional sistem udara nirawak (uncrewed aerial system/UAS) yang dinamakan Flexrotor.
Flexrotor adalah produk terbaru dalam portofolio UAS Airbus. Flexrotor merupakan pesawat nirawak modern dengan kemampuan lepas landas dan pendaratan vertikal (Vertical Takeoff and Landing/VTOL).
Wahana ini memiliki berat lepas landas maksimum 25 kg (55 lbs) dan dirancang untuk misi intelijen, pengawasan, akuisisi target, dan pengintaian dengan durasi penerbangan lebih dari 12-14 jam dalam konfigurasi operasional standar.
Flexrotor dapat mengintegrasikan berbagai jenis “kepala”, termasuk sistem penginderaan elektro-optik dan sensor canggih, sesuai kebutuhan pelanggan.
Dengan kemampuan lepas landas dan pendaratan secara otonom, baik dari darat maupun laut, hanya memerlukan area seluas 3,7 x 3,7 meter (12 x 12 kaki), Flexrotor sangat ideal untuk misi ekspedisi yang memiliki ruang operasional terbatas.
Kesepakatan Drone Forge dan Airbus ini, yang mencakup akuisisi sistem Flexrotor, menjadi langkah penting dalam merevolusi penerbangan nirawak dengan solusi dan teknologi inovatif untuk operasi taktis.
“Perjanjian ini mencerminkan komitmen bersama untuk mengeksplorasi peluang dalam penerapan teknologi Flexrotor yang inovatif di kawasan Asia-Pasifik. Dirancang sebagai pengganda kekuatan (force multiplier) untuk berbagai misi di sektor pertahanan dan keamanan, kemitraan ini mencerminkan keyakinan kuat terhadap kapabilitas Flexrotor serta membuka peluang integrasi operasi antara sistem awak dan nirawak bagi para operator pesawat,” ujar William Sampson, Vice President/Head, Market Operations of Airbus Helicopters.
Kemitraan Airbus dan Drone Forge merupakan lompatan besar dalam evolusi industri nirawak. Menurut Drone Forge, ketika mereka menyerahkan suatu produk kepada pelanggan, mereka selalu mengharapkan solusi yang telah teruji, operator yang telah disertifikasi, komitmen pada aspek keamanan, dan tim yang dapat memberikan dukungan kelas dunia.
Thomas Symes, Chief Executive Officer of Drone Forge, menambahkan, kawasan Asia-Pasifik menawarkan peluang besar bagi solusi UAV seperti Flexrotor.
Sebagai bagian dari ekspansi portofolio Drone Forge, perusahaan ini telah mendirikan pusat layanan UAS di Perth, Australia Barat, untuk memberikan pelatihan, pemeliharaan, dan layanan dukungan untuk berbagai UAS termasuk Flexrotor.
Didukung oleh Departemen Pertahanan AS (DoD) dan telah digunakan dalam berbagai latihan keamanan maritim, Flexrotor merupakan pengganda kekuatan yang telah teruji dalam misi operasi di medan yang menantang, berisiko tinggi, dan tanpa akses GPS.
Selain misi pertahanan, Flexrotor juga digunakan untuk misi parapublik seperti pemantauan kebakaran hutan. Disebutkan bahwa UAV ini juga dapat memenuhi kebutuhan misi berat lainnya, termasuk navigasi es (memandu kapal angkatan laut melewati es di Samudra Arktik), penegakan hukum serta patroli perbatasan.