Karena Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah Provinsi Sumatera Selatan berpotensi mengancam keberlangsungan pesta olahraga Asian Games 2018, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun memutuskan berangkat ke Palembang, Selasa siang (24/7/2018).
“Mestinya saya bersama Kapolri dan akan meninjau nanti tanggal 4, namun saya majukan setelah mengetahui kabar di media sudah terjadi kebakaran hutan, sehingga saya putuskan segera ke Palembang,” ujar Panglima TNI.
Dalam kunjungannya, Panglima TNI didampingi Asisten Operasi Kapolri Irjen Pol Dede Juhara, Pangdam II/ Sriwijaya Mayjen TNI Irwan, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah, Dankorps Brimob Irjen Pol Rudi Sufahriadi,  Waasops Panglima TNI Marsma TNI Khairul Lubis, dan Kaskoopsau I Marsma TNI Henri Alfiandi.
Pukul 14.30 WIB, Panglima TNI berangkat menuju Palembang menggunakan pesawat Boeing B737-400 registrasi A-7305 TNI AU.
Sebelum mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, Marsekal Hadi meminta melihat hot spot yang berpotensi tersebut. Pesawat pun turun ke ketinggian 4.000 kaki di wilayah Tulung Selapan, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Tulung Selapan berapa di Pesisir Timur Sumatera Selatan, yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu kawasan merah kebakaran hutan dan lahan di Sumsel.
Kecamatan Tulung Selapan yang luasnya mencapai 4.853 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 50.000 jiwa, merupakan wilayah yang paling banyak ditemukan titik api di Sumatera Selatan selama musim kemarau.
Terlihat jelas kebakaran terjadi dalam posisi memanjang. Asapnya terbawa angin yang bertiup dari timur menuju utara barat, yang persis mengarah ke Stadion Jakabaring tempat pelaksanaan Asian Games 2018.
“Kalau begini, Stadion Jakabaring akan penuh asap,” ujar Marsekal Hadi.

Helikopter Mi-8 yang terlihat disiagakan di Bandara. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Selama perjalanan, Hadi mengaku masih melihat banyak awan cumulonimbus (cb) menggantung di wilayah Sumsel yang berpotensi disemai menjadi hujan.
Tanpa istirahat sejenak di Bandara, Panglima TNI langsung menuju Posko Satgas Siaga Darurat Bencana Asap Sumsel yang berada di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Jalan Alternatif Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Palembang.
Saat mendarat, mylesat.com melihat begitu banyak helikopter Mil Mi-8 Hip di landasan parkir. Setidaknya ada 10 heli berwarna putih, yang kemungkinan besar disiapkan untuk melakukan serangan udara di kawasan kebakaran.
Panglima TNI segera mendapat laporan Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Inf Iman Budiman selaku Komandan Satgas Karhutla Provinsi Sumsel. Danrem memberikan paparan sangat lengkap tentang kondisi di lapangan. Khusus kondisi 33 desa dari 55 desa yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan.
“Setelah mendengar pemaparan Danrem Kolonel Inf Budiman, sudah jelas cara bertindak mulai dari identifikasi dan penindakan yang harus dilakukan,” kata Hadi.
Menurut Hadi, pekerjaan penanganan Karhutla tahun ini menjadi spesial di Palembang karena berlangsungnya Asian Games 2018.
“Ini menyangkut harga diri bangsa terkait Asian Games 2018. Harus kita lakukan all out. Kita tidak boleh lengah supaya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan,” tegas Hadi.
Dijelaskannya, hal pertama yang harus dilakukan selain mengerahkan personel TNI adalah dengan memanfaatkan teknologi identifikasi.
Sesuai laporan hari per hari dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sudah bisa diprediksi bahwa hampir sebagian besar wilayah Karhutla akan memasuki fase merah. Artinya potensi kemudahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan sangat tinggi.
“Hari ini tanggal 24, warnanya sudah hampir seluruhnya merah kecuali di pinggir pantai. Besok diprediksi berkurang karena diperkirakan akan hujan,” jelas Hadi.
Karena di wilayah Palembang karakter tanah bergambut, menjadi perhatian Panglima TNI untuk bagaimana bisa menjaga tanah gambut tetap basah.
Untuk itu, Hadi meminta BPPT segera menyiapkan modifikasi cuaca agar hujan bisa segera turun di wilayah Palembang yang memasuki puncak musim kemarau di bulan Agustus.
“Saya minta penjelasan dari BPPT. Apabila kita masih bisa membuat modifikasi cuaca dan hujan di wilayah Palembang, paling tidak kita bisa mencegah,” harap Hadi kepada staf BPPT yang hadir dalam paparan sore itu.
Hadi mengingatkan bahwa pelaksanaan Asian Games 2018 sekitar tiga minggu lagi. Sementara menurut Gubernur Sumsel Alex Nurdin yang juga hadir, secara bertahap para official dan atlet sudah ada yang datang dan mencoba lapangan.
“Tiga minggu waktu yang pendek untuk mencari potensi awan guna modifikasi cuaca,” kata Marsekal Had lagi.
Dalam paparan sore kemarin, terlihat sekali bagaimana Panglima TNI berusaha mendorong gerak cepat untuk operasi hujan buatan.
Selain itu, Hadi juga meminta pengerahan pesawat tanpa awak (UAV) untuk memantau lokasi hot spot. Karena, menurut Hadi, dibutuhkan manpower yang luar biasa jika dilakukan secara manual. Apalagi jika menggunakan helikopter, visibility sangat terbatas dan pasukan di lapangan juga bisa terancam ISPA.
BPPT menyanggupi untuk menurunkan UAV Alap-Alap yang merupakan karya anak bangsa.
“Dengan hujan buatan, kita mencoba mempertahankan kebasahan gambut, sekali lagi ini menyangkut harga diri bangsa,” tegas Hadi.
Teks: beny adrian