Di antara ramainya warga korban gempa yang menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo di daerah Pamenang, Lombok, Nusa Tenggara Barat, (2/9/2018), ada satu pemandangan yang mungkin luput dari perhatian.
Seorang anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terlihat menyandang sebuah benda panjang berselubung semacam tas.
Tidak menyerupai senjata umumnya, karena dimensinya gemuk dan tebal. Kalau dibilang pelontar granat asap yang menggunakan model revolver seperti lazim digunakan Sabhara Polri, juga terlalu kecil.
Namun karena acara Presiden Jokowi sudah dimulai, mylesat.com pun meninggalkan prajurit ini.
Besok paginya, prajurit berseragam hitam ini kembali terlihat di lapangan Sepak Bola Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Pagi itu, Jokowi memimpin apel bersama yang dihadiri anggota TNI, Polri, PNS, dan komponen masyarakat lainnya.
Barulah semakin jelas, benda asing yang ditenteng prajurit ini ternyata senjata anti-drone. Meski tidak sempat menegur dan berbicara dengan prajurit ini, namun jelas terlihat bahwa yang dipegang senjata anti-drone.
Memang sudah menjadi keharusan Paspampres untuk mengoperasikan senjata anti-drone. Penggunaan yang bebas, tidak terkontrol, dan cenderung seenaknya, telah menimbulkan kehawatiran luas di banyak negara atas penggunaan drone
Paspampres pernah memaksa mendarat sebuah drone yang terbang di lapangan silang Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat (10/7/2017).
Di Amerika Serikat, tak terhitung sudah berapa kali drone nyelonong ke fasilitas militer. Bahkan pernah pesawat F-22 Raptor dilaporkan hampir menabrak drone.
Senjata anti-drone atau bisa juga disebut antidrone system, anti-drone gun atau anti-drone jammer dioperasikan untuk melumpuhkan drone yang dinilai membahayakan dengan cara melumpuhkan sinyal operasinya.
Senjata anti-drone akan mengeluarkan gelombang sinyal lebih kuat, sehingga pengendalian drone bisa diambil alih untuk kemudian diturunkan.
Ada juga model senjata anti-drone yang melontarkan jaring untuk menangkap drone, mirip teknik menangkap burung. Bahkan sebuah industri di Amerika Serikat melatih burung elang untuk menangkap drone.
Jadi bagi anda yang berniat main drone serampangan, tolong dipikir ulang lagi. Selain drone anda akan diambil, polisi pun akan memberikan sanksi hukum.
Teks: beny adrian