MYLESAT.COM – Langit cerah sedikit berkabut. Alam seperti ikut merasakan kegetiran ini. Hanya ada keheningan, sepi, dan rasa kedukaan mendalam ketika pagi ini, Rabu (20/7/2022), pesawat Boeing B737-400 A-7305 Skadron Udara 17 yang diterbangkan Mayor Pnb Rezha Wibowo Herdianansyah mendarat di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.
KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo beserta Ibu Inong Fadjar Prasetyo turun dari pesawat sekitar pukul 10.30 WIB. Delapan bendera Merah Putih di gerbang utama Lanud Iswahjudi dinaikkan setengah, sebagai tanda berduka.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo didampingi pejabat TNI AU, bertakziah di rumah duka Kapten Pnb (Anm) Allan Safitra Indra Wahyudi. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Pun sebagai pangkalan pesawat tempur terbesar TNI AU, tidak ada gemuruh suara mesin jet yang berseliweran melaksanakan latihan terbang. Seperti biasanya. Namun kali ini, yang ada hanya hening, dan semilir angin mengirimkan kidung duka. Sejauh mata memandang, juga tidak terlihat adanya aktivitas di Skadron Udara 3, 14, dan 15. Satu personel pun tidak terlihat.
Begitulah suasana di Lanud Iswahjudi pagi ini saat menyambut kedatangan KSAU dan rombongan. KSAU dan Ibu Inong Fadjar Prasetyo sengaja datang ke Lanud Iswahjudi pagi ini, untuk melaksanakan takziah ke rumah duka Kapten Pnb (Anm) Allan Safitra Indra Wahyudi. KSAU disambut orang tua almarhum beserta istri tercinta yang dinikahinya tahun 2021.
Sebagai Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Fadjar memberikan dukungan moril kepada keluarga yang ditinggalkan. Baik Marsekal Fadjar maupun Ibu Inong, terlihat berbicara cukup lama dengan keluarga almarhum. KSAU mendengarkan tuturan ayahanda almarhum. Begitupun Ibu Inong, duduk bersebelahan dengan istri almarhum.

Ibu Inong Fadjar Prasetyo bersama istri almarhum, Dianka Firsta Brestiani. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Seperti sudah diberitakan, pesawat tempur T-50i Golden Eagle TT-5009 Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, jatuh saat melaksanakan latihan terbang malam di Kecamatan Kradenan Blora, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022). Kejadian ini mengakibatkan gugurnya Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi.
Kapten Pnb (Anm) Allan Safitra Indra Wahyudi lahir di Jakarta pada 2 April 1993. Almarhum menikah dengan Dianka Firsta Brestiani pada tahun 2021.
Alumni AAU 2015 dan Sekbang TNI AU 2017 ini pernah menjagi Kaurdispatch Skadron Udara 15 dan memiiki kualifikasi sebagai Wingman.
Pemilik total 822 jam terbang dengan 623 jam di T-50i Golden Eagle ini memiliki tanda jasa Wira Dharma dan Wira Nusa. Sebagai penerbang tempur, Kapten Allan pernah terlibat dalam Operasi Pamtas, Operasi Pulau Terluar, dan Operasi ALKI.

KSAU mendengarkan penuturan orang tua Kapten Pnb (Anm) Allan Safitra Indra Wahyudi. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Selain melaksanakan takzih ke rumah duka, kedatangan KSAU pagi ini juga dalam rangka mendengarkan secara langsung kronologis kejadian dari Komandan Skadron Udara 15, Letkol Pnb Dharma Gultom.
Setelah itu KSAU memberikan arahan, khususnya kepada seluruh penerbang Skadron Udara 15 dan seluruh penerbang tempur di Lanud Iswahjudi. Pengarahan berlangsung di ruang ACMI Gedung Kapten Pnb Anumerta Surindro Supjarso.
Sebelum memberikan arahannya, KSAU mengajak seluruh perwira yang hadir memanjatkan doa untuk almarhum.
“Saya di sini sebagai bapak kalian dan kakak kalian. Pengalaman dari kejadian ini sangat berharga. Saya tidak perlu menjelaskan apa yang terjadi. Saya di sini hanya ingin memberikan semangat kepala kalian semua, saya ingin kalian segera kembali bangkit,” ungkap KSAU.
“Kalian berani, berani untuk terbang,” tanya KSAU yang dijawab serentak…. “Beraniiii!”
Dalam arahannya, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo kembali memberikan penekanan pentingnya peran komandan dan senior dalam proses pembinaan di skadron. Komandan dan senior harus bisa membangun (kembali) suasana terbang yang profesional tanpa harus dibebani oleh peristiwa yang sudah terjadi.
“Kalau ada masalah, silakan diskusikan demi kebaikan bersama. Kalian harus siap terbang lagi dan diawasi secara berjenjang,” tegas KSAU.

KSAU dan pejabat TNI AU serta penerbang Lanud Iswahjudi, mendengarkan laporan kejadian dari Komandan Skadron Udara 15. Foto: beny adrian/ mylesat.com
Kepada seluruh perwira yang mengikuti pengarahan, KSAU menyampaikan bahwa seluruh penerbang TNI AU adalah aset yang sangat berharga. Namun demikian, KSAU tidak mengabaikan kenyataan bahwa penerbang juga manusia dengan kompleksitas permasalahannya. “Pasti punya persoalan. Tapi tugas harus dijalankan dengan profesional, diawasi oleh atasan dan senior,” kata Fadjar.
Kepada seluruh peserta pengarahan, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menyampaikan harapannya untuk bersama-sama membangun TNI AU yang semakin baik dan profesional.