Simorgh Sukses Jalani Penerbangan Perdana, Pesawat Angkut Sedang Terbaru Buatan Iran

0

MYLESAT.COM – Media pemerintah Iran pada Rabu (31/05/2023) melaporkan bahwa sebuah pesawat turboprop terbaru yang diberi nama Simorgh, berhasil menyelesaikan penerbangan perdananya. Simorgh adalah nama burung kuno legenda Persia yang dianggap memiliki kebijaksanaan luar biasa.

Menurut laporan tersebut, penerbangan uji coba dilakukan dengan sukses di sebuah pangkalan udara di Kota Isfahan, Iran tengah, sehari sebelumnya. Penerbangan ituy disaksikan oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Baqeri.

Pesawat ini dirancang dan diproduksi oleh Organisasi Industri Penerbangan Iran, yang merupakan anak perusahaan kementerian pertahanan Iran. Pesawat ini akan digunakan oleh Angkatan Udara Iran untuk transpor taktis setelah menyelesaikan pengujian dan sertifikasi. Nantinya Simorgh akan menggantikan Fokker F27.

Kantor berita Iran menyatakan bahwa Simorgh dilengkapi dengan “material berteknologi tinggi asli Iran dan dirancang sesuai dengan kondisi iklim Iran serta standar dan peraturan internasional”.

Keberhasilan uji coba pesawat baru ini terjadi saat raksasa penerbangan Iran, Iran Aviation Industries Organization (IAIO), meluncurkan versi produksi Yasin, yaitu pesawat latih jet ringan pada awal tahun ini. Menteri Pertahanan Mohammad-Reza Ashtiani secara resmi meluncurkan produksi massal pesawat ini dalam sebuah upacara.

Tak lama setelah penerbangan perdana Simorgh, seperti dikutip defence-blog.com, menilai bahwa pesawat ini sebenarnya An-140 Ukraina yang direkayasa ulang. Disebutkan bahwa ini adalah modernisasi ilegal dari pesawat penumpang IrAn-140 (lokalisasi An-140 Ukraina) ke konfigurasi transportasi.

Peningkatan ini dilakukan bersama dengan perwakilan perusahaan Rusia Aviakor, yang hingga 2015, terlibat dalam pembuatan pesawat An-140 Ukraina dan yang mengembangkan versi transportasi An-140T dengan ramp kargo.

Pada Agustus 2015, Aviakor menangguhkan program pembuatan Antonov An-140 sebagai akibat dari gangguan rantai pasokan dengan latar belakang memburuknya hubungan diplomatik setelah perang di Ukraina, aneksasi Krimea, dan sanksi internasional.

Badan pesawat Rusia ini memiliki perjanjian kerja sama dengan 34 pemasok komponen utama An-140 di Ukraina, yang darinya mereka menerima sistem penting seperti roda pendarat.

Iran, pada gilirannya, memiliki perjanjian lisensi dengan Ukraina, yang tidak menyetujui proyek ini.

Namun apapun itu, Iran, yang menolak tunduk pada sanksi Barat selama hampir setengah abad, telah berhasil memproduksi segala jenis alutsista secara mandiri. Mulai dari serangkaian sistem rudal canggih, pesawat tanpa awak (UAV) hingga sektor elektronik pertahanan.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply