Perkuat Pertahanan di Indonesia Timur, Panglima TNI Resmikan 4 Satuan Baru di Sorong

0

“Pukul 08.54 menit WIT, Divisi Infanteri 3, Komando Armada 3, Koopsau III, Pasmar 3 serta perubahan nama Koarmabar jadi Koarmada 1 dan Koarmatim jadi Koarmada 2, saya nyatakan diresmikan,” ucap Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Saat bersamaan di ujung kalimat singkat Panglima TNI saat meresmikan satuan baru TNI, dua pesawat tempur F-16 Fighting Falcon asal Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Madiun, melesat kencang di ketinggian rendah.

“Kita menjadi saksi sejarah dalam pengukuhan ketiga satuan baru ini,” kata Marsekal Hadi.

Itulah detik-detik momentum saat Panglima TNI meresmikan Divisi Infanteri (Divif) 3 Kostrad, Komando Armada 3 TNI AL, Komando Operasi TNI AU (Koopsau) III, Pasukan Marinir (Pasmar) 3, dan perubahan nama Komando Armada Barat menjadi Komando Armada 1 dan Komando Armada Timur menjadi Komando Armada 2 di Mako Armada 3 di Sorong, Papua Barat, Jumat (11/5/2018).

Terasa sekali peresmian satuan baru ini berlangsung dalam suasana meriah dan penuh optimis. Warga sekitar juga terlihat berduyun-duyun menyaksikan upacara yang sakral itu.

Peresmian ini dihadiri juga oleh KSAD Jenderal TNI Mulyono, KSAL Laksamana TNI Ade Supandi, dan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna.

Keempat satuan baru diresmikan Panglima TNI berdasarkan Keputusan Presiden Joko Widodo tertanggal 8 Mei 2018. Untuk dislokasi kekuatan, Divif 3 Kostrad berkedududkan di Kabupaten Goa, Sulawesi Selatan; Koarmada 3 berkedudukan di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat; Koopsau III di Kabupaten Biak Numfor, Papua; dan Pasmar 3 juga di Kabupaten Sorong.

Dengan pembentukan organisasi baru serta perubahan nama satuan ini, TNI juga memutuskan bahwa Lanud Jayapura yang sebelumnya Tipe B, ditingkatkan statusnya menjadi Tipe A.

Sementara dengan dibentuknya Koarmada 3 di Sorong, maka Koarmabar diubah penyebutannya menjadi Koarmada 1 dan Koarmatim menjadi Koarmada 2.

Begitu juga dengan pembentukan Pasmar 3, maka Pasmar 2 menjadi Pasmar 1 dan Pasmar 1 menjadi Pasmar 2.

Seiring pembentukan empat satuan baru ini, Panglima TNI juga menunjuk empat perwira tinggi TNI untuk menjadi komandan pertama yang akan dicatat sejarah.

Panglima TNI mengambil sumpah keempat perwira tinggi TNI yang dipercaya menjadi komandan. Foto: beny adrian/mylesat.com

Mayjen TNI Ahmad Marzuki dari jabatan sebelumnya Tenaga Ahli Pengajar Bidang Kewaspadaan Nasional Lemhanas, dipercaya sebagai Panglima Divif 3 Kostrad. Lalu Laksda TNI I Nyoman Gede Ariawan dari Staf Khusus KSAL menjadi Panglima Koarmada 3, Brigjen TNI Marinir Amir Faisol dari Danlantamal XIV menjadi Komadan Pasmar 3, dan Marsma TNI Tamsil Gustari Malik dari Kadisopslatau menjadi Panglima Koopsau III.

Program 100 hari kerja Panglima TNI

Menurut Panglima TNI, pembentukan empat satuan baru ini memiliki nilai strategis tinggi dengan latar belakang cukup komplek. “Pembentukan ini dihadapkan kepada perkembangan strategis global, regional, dan nasional,” kata Marsekal Hadi.

Sedikit mendeskripsikan latar belakang pembangunan kekuatan TNI di Indonesia Timur, Hadi tidak menepis kalau pembangunan kekuatan militer dunia khususnya Asia, menjadi salah satu tolok ukur perkembangan kekuatan TNI.

“Belanja militer di Asia sudah melampaui Eropa, ini menunjukkan aktivitas miltier di Asia semakin meningkat,” tutur Hadi lagi.

Karena itu Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, memiliki peluang sekaligus tantangan geografis, yang memberikan peluang bagi Indonesia sebagai poros maritim dunia yang menghubungkan belahan Bumi Barat dan Timur.

“Itulah tantangan bagi TNI, bagaimana menjaga keamanan masyarakat, keamanan maritim dan nasional yang berujung kepada terjaganya keutuhan dan kedaulatan NKRI,” tambahnya.

Begitu juga dengan ancaman nontradisional yang terus berkembang seperti terorisme, radikalisme, dan kejahatan transnasional, juga berpotensi mengganggu stabilitas kemanaan nasional. Termasuk pengaruh globalisasi dengan perkembangan revolusi industri 4.0 yang melahirkan ancaman baru.

Kehadiran empat satuan baru TNI di Indonesia Timur ini, diharapkan Panglima TNI mampu untuk menghadapi ancaman serta memitigas persoalan di Indonesia Timur secara cepat.

Marsekal Hadi juga menyinggung bahwa pembangunan kekuatan TNI di Indonesia Timur, tidak terlepas dari bentuk dukungan TNI kepada program pembangunan Pemerintah.

“Perkembangan Indonesia bagian Barat dan Timur jadi perhatian utama. Tinggiannya ketimpangan dan disparitas ketimpangan berpotensi jadi permasalahan,” urai Hadi.

Karena itu hadi berharap pembentukan satuan baru TNI di Papua ini, bisa ditangkap pemerintah daerah sebagai motor pertumbuhan ekonomi secara khusus di wilayah Sorong.

“Bayangkan jika satu prajurit membelanjakan rutin Rp 1 juta per bulan, kalikan ribuan prajurit yang akan ditempatkan di Sorong, ekonomi akan bergulir,” kata Hadi yang meyakini Sorong akan berkembang menjadi kota besar seperti Makassr.

Pembentukan keempat satuan TNI secara bersamaan ini, juga dikatakan Hadi sebagai perwujudan dari konsep pembangunan kekuatan yang mengutamakan sinergitas dan interoperabilitas. Termasuk sebagai bagian dari program 100 hari kerja Panglima TNI.

Program 100 hari kerja Panglima TNI adalah upaya percepatan dalam mewujudkan 11 prioritas Panglima TNI yang merujuk kepada rencana strategis pembangunan TNI menuju kemampuan pokok minimum (MEF).

Tidak lupa kepada seluruh prajurit TNI yang ditempatkan di keempat satuan baru ini, Panglima TNI berpesan untuk secara bijak memahami kearifan lokal dan menyatu dengan rakyat.

Meskipun TNI sekarang mempunyai empat satuan baru, Marsekal Hadi mengatakan bahwa pembangunan ini tidak diikuti penambahan jumlah personel.

“Kita tapi alih kodal untuk mengisi jabatan yang kosong di organisasi baru. Alutsista juga pergeseran atau alih kodal dari alutsista di Jawa dan Sulawesi sehingga dalam pembentukan ini masih sesuai dengan rencana strategis Renstra 2 dan pemenuhan pada Renstra 3. Nanti akan dipenuhi secara bertahap,” kata Hadi kepada awak media.

Hadi kembali menegaskan bahwa luasnya wilayah Indonesia Timur, menjadi alasan pembangunan keempat satuan baru ini.

Besok pagi, Sabtu (12/5/2018), Panglima TNI akan menyaksikan penerjunan pasukan PPRC TNI di Timika. Penerjunan pasukan lintas udara TNI dilakukan di tiga lokasi yaitu Selaru, Timika, dan Morotai.

“Menurut yang kita lihat, baru pertama kali ini kita lakukan, terjun di tiga spot,” kata hadi lagi.

Selain flypast dan demonstrasi combat flight kedua F-16, peresmian keempat satuan baru ini juga dimeriahkan terjun payung 30 prajurit TNI dari Kostrad, Paskhas, dan Marinir.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply