Gebyar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture 2018 adalah kegiatan besar yang menampilkan berbagai produk unggulan dari seluruh wilayah Indonesia.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto dalam pertemuan dengan para Athan (atase pertahanan) negara sahabat dan calon Atase Pertahanan Republik Indonesia (Athan RI) beserta isteri di gedung Balai Sudirman, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Ibu Nanny mengajak para peserta memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas telah terlaksananya pemecahan rekor MURI tari Gemu Famire.
Terkait pelaksanaan Gebyar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture2018 yang akan diselenggarakan pada 6-8 September 2018, Ketua Umum Dharma Pertiwi mengharapkan para isteri calon Athan Indonesia dapat memanfaatkan momen tersebut untuk lebih mengenal tradisi dan budaya dari negara yang akan menjadi tempat penugasan.
Nanny menyampaikan para isteri Athan negara sahabat dapat berpartisipasi dalam Gebyar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture 2018.
“Saya berharap kegiatan yang telah dipersiapkan jauh sebelumnya ini akan berlangsung meriah dengan keikutsertaan para anggota Dharma Pertiwi baik dari unsur IKKT Pragati Wira Anggini, Persit Kartika Chandra Kirana, Jalasenastri, PIA Ardhya Garini dan para isteri Athan negara sahabat,” ujar Nanny Hadi Tjahjanto.
Ibu Nanny menuturkan mengenai pentingnya organisasi isteri TNI, karena tidak semua negara memiliki organisasi isteri di lingkungan angkatan bersenjatanya.
Ketua Umum Dharma Pertiwi juga mengatakan bahwa para isteri prajurit TNIÂ masuk dalam organisasi yang bernama Dharma Pertiwi yang terdiri dari empat unsur.
Yaitu Persit Kartika Chandra Kirana yang anggotanya istri prajurit TNI AD, Jalasenastri istri prajurit TNI AL, PIA Ardhya Garini beranggotakan istri prajurit TNI AU, dan terakhir IKKT Pragati Wira Anggini yang anggotanya istri prajurit TNI di Mabes TNI.
Teks: beny adrian