Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jenderal (Pur) James Mattis akan segera pensiun dan meninggalkan Gedung Putih.
Pengumuman pensiunnya Mattis disampaikan Presiden Donald pada Kamis (20/12/2018) dengan mengatakan bahwa Mattis akan meninggalkan Kabinet pada 28 Februari 2019.
“Jenderal Jim Mattis akan pensiun pada akhir Februari setelah membantu saya sebagai Menteri Pertahanan selama dua tahun. Selama masa jabatan Jim, kemajuan luar biasa telah dibuat terutama sehubungan pembelian peralatan tempur baru. Jenderal Mattis sangat membantu saya dalam mendapatkan sekutu dan negara-negara lain untuk membayar bagian kewajiban militer mereka. Menhan baru akan segera disampaikan. Saya sangat berterima kasih kepada Jim atas layanannya,” ujar Trump.
Reuters melaporkan pengumuman Mattis pensiun setelah pertemuan dengan Trump pada Kamis, di mana keduanya tidak dapat menyetujui beberapa masalah, mengutip staf senior Gedung Putih.
“Karena Anda memiliki hak untuk memiliki Menteri Pertahanan yang pandangannya lebih selaras dengan Anda,” Mattis menulis dalam surat pengunduran dirinya. “Saya percaya ini tepat bagi saya untuk mundur dari posisi saya.
Mattis mencatat bahwa salah satu keyakinan utamanya adalah “bahwa kekuatan kita sebagai bangsa tidak bisa dilepaskan dari kekuatan sistem aliansi dan kemitraan yang unik dan komprehensif.”
Lebih lanjut Mattis mengatakan, “AS seharusnya tidak menjadi polisi dunia. Sebaliknya, kita harus menggunakan semua alat kekuasaan Amerika untuk menyediakan pertahanan bersama, termasuk memberikan kepemimpinan yang efektif untuk aliansi kita … The Defeat-ISIS (Daesh) dari koalisi 74 negara adalah bukti lanjut.”
Berita pensiunnya Mattis mengikuti keputusan Trump pada Rabu untuk menarik semua pasukan AS dari Suriah. Pada Kamis, muncul laporan bahwa Trump sedang mempertimbangkan pengurangan pasukan di Afghanistan.
Presiden membuat janji selama kampanye untuk berhenti mengeluarkan uang dan berperang di luar negeri.
Jenderal (Pur) James Norman Mattis yang lahir 8 September di Pullman, Washington, adalah Menhan AS ke-26. Sebelumnya ia adalah komandan Korps Marinir AS (USMC).
Mattis tercatat menjadi prajuirit USMC pada tahun 1969 dengan pangkat letnan dua.
Selama masa tugasnya, Mattis dianggap sebagai intelektual di antara perwira yang lebih senior. Robert H. Scales, pensiunan jenderal AD AS menggambarkannya sebagai seseorang paling sopan yang ia kenal.
Dengan pangkat letkol, ia menjadi komandan Batalyon ke-1, Marinir ke-7 yang merupakan salah satu batalyon penyerangan dari Task Force Ripper saat Perang Teluk Persia.
Ia masih memimpin pasukan Marinir dalam Perang di Afghanistan dan Irak.
Teks: beny adrian
