Simak Laporan Satgas Pamrahwan Yonko 468, KSAU Puji Keunikan Kopasgat Sebagai Petugas ATC di Airstrip Pegunungan Papua

0

MYLESAT.COM – Prajurit Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat) TNI AU memainkan peran penting dalam menjamin terciptanya kondisi kondusif di wilayah bandara di Papua dan Papua Barat. Satu kekuatan dari Yonko 468/Sarotama menjadi tumpuan keamanan saat ini.

Sejak April 2023, TNI AU telah menempatkan kekuatan satu batalyon prajurit Kopasgat dari Yonko 468 Sarotama yang tergabung dalam Satgas Kopasgat Satuan Organik Operasi Penebalan BKO Pangdam XVII/Cenderawasih TA 2023.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memberikan bantuan kepada Komandan Pos Yonko 468 Sarotama di Lanud Wamena. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Tugas mereka adalah melaksanakan pengamanan dan pengoperasian bandara, sebuah kemampuan spesifik yang dimiliki prajurit Kopasgat. Kehadiran pasukan adalah untuk mengamankan daerah di sekitar bandara dari berbagai gangguan keamanan, baik dari faktor manusia maupun alam.

Dengan kekuatan personel lebih dari 400 prajurit siap tempur, Satgas Pamrahwan (Pengamanan Daerah Rawan) Yonko 468 ditempatkan di tiga titik utama yang diklasifikasikan sesuai tingkat kerawanan masing-masing oleh Kogabwilhan. Masing-masing Pos di Zona Hitam, Abu-Abu, dan Putih. Satgas Pamrahwan Kopasgat dipimpin oleh Komandan Yonko 468 Letkol Pas Efendi Hermawan.

Sedangkan oleh Kopasgat sendiri, pasukan disebar di empat Sektor yang di setiap sektor terdiri dari tiga atau empat Pos. Keempat Sektor ini tetap berinduk kepada titik Pos Utama penempatan pasukan yang dikendalikan oleh Kogabwilhan.

Penempatan mereka adalah untuk mengamankan lapangan terbang perintis yang tersebar di wikayah Papua khususnya di wilayah pegunungan. Menurut Letkol Efendi, terdapat setidaknya 531 airstrip di Papua, yang sebagian besar tidak diamankan prajurit TNI. “Yang ada aparat kemanan tidak sampai 50 airstrip, sehingga banyak airstrip yang tidak diamanakan,” ungkapnya.

Dalam laporannya kepada KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat mengunjungi Lanud Yohanis Kapiyau di Timika, Letkol Efendi menyampaikan bahwa hasil yang dicapai dalam pelaksanaan operasi selama satu tahun ini sudah sangat maksimal.

“Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugas selama satu tahun ini adalah bisa melaksanakan pengamanan dan pengoperasian bandara di sejumlah 14 pos Kopasgat dan penerbangan berjalan dengan lancar,” tuturnya.

Sejak pendidikan sebagai prajurit komando, Kopasgat sudah memberikan ilmu dan pengetahuan menyangkut dunia penerbangan kepada prajurut. Sehingga setiap prajurit Kopasgat tidak hanya terampil dalam bertempur, tapi dalam situasi darurat bisa mengoperasikan bandara dan melayani penerbangan.

Tugas unik ini dilaksanakan prajurit Kopasgat di pos-pos yang berada di pegunungan. “Untuk pos pegunungan, ATC dari anggota Kopasgat karena di pos pengunungan seperti di Ilaga dan Intan Jaya tidak ada petugas dari Airnav maupun bandara,” jelasnya.

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo berdialog dengan prajurit Kopasgat saat tatap muka di Lanud J.A. Dimara di Merauke. Foto: beny adrian/ mylesat.com

Tugas layaknya Avsec (aviation security) pun dilakukan Satgas Yonko 468. Pasukan di pos-pos tersebut juga bertugas memeriksa barang yang dibawa penumpang ke dalam pesawat, termasuk mengecek rute, pilot, dan penumpang.

Menurutnya, masyarakat di pegunungan sangat terbantu dengan lancarnya penerbangan dari spot to spot, baik untuk membawa penumpang maupun barang dan logistik yang hanya bisa ditempuh melalui jalur udara.

“Sehingga pengamanan di bandara dan airstrip menjadi sangat vital dalam membantu roda perekonomian di wilayah Papua,” kata Efendi.

Pengamanan ketat yang diterapkan Satgas Pamrahwan Kopasgat ini tidak hanya demi keselamatan penerbangan, namun juga untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan yang distribusinya bisa menggunakan jalur udara. Seperti peredaran barang ilegal, narkoba, miras, dan senjata.

“Beberapa waktu yang lalu, hampir 1.000 botol miras kami musnahkan,” katanya.

Beberapa lapangan terbang perintis ini bisa didarati pesawat sekelas CN295. Seperti di Oksibil, pernah didarati CN295 TNI AU untuk mengirim rantis lapis baja pasukan TNI. Namun jika tidak memungkinkan, pilihannya harus melakukan sling load operation yaitu mengirim kendaraan ke daerah operasi dengan cara digantung menggunakan tali oleh helikopter angkut berat.

Namun demikian, beberapa kendala diakui masih menghambat tugas operasi Satgas di wilayah pegunungan. Seperti kelayakan dan ketersediaan kendaraan taktis lapis baja serta komunikasi yang di beberapa titik harus menggunakan akses satelit. Cuaca yang sangat mudah berubah, mempengaruhi komunikasi baik menggunakan satelit, GSM ataupun SSB (Single Side Band).

Kendaraan taktis menjadi kebutuhan utama Satgas Pamrahwan. Contohnya saat harus mengamankan operasi penerbangan, anggota Kopasgat harus menuju satu point yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari bandara.

Usai mendengarkan paparan Letkol Pas Efendi Hermawan, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo memberikan apresiasi atas keberhasilan prajurit Kopasgat dalam melaksanakan tugas Pamrahwan di Papua. Apalagi dengan situasi di lapangan yang sangat rawan terhadap ancaman keamanan, disamping tantangan lain dari alam yang tidak ringan.

Komandan Satgas Pamrahwan Yonko 468 Sarotama Kopasgat, Letkol Pas Efendi Hermawan. Foto: beny adrian/ mylesat.com

“Tugas teman-teman Kopasgat ini dalam mengamankan bandara sangat unik dan beda dengan infanteri, karena ada hal lain yang harus dikuasai yaitu masalah teknis pengoperasi bandara, sehingga tolong untuk menjadi perhatian supaya pasukan saat Pratugas juga mendapat pembekalan dari Avsec,” kata Fadjar.

KSAU juga memberikan apresiasi atas kemampuan prajurit Kopasgat yang bertugas sebagai petugas ATC (Air Traffic Controller) di lapangan terbang perintis yang berada di pegunungan Papua.

“Mereka harus mengetahui karakteristik suatu aerodrome itu bagaimana, karena luar biasa Kopasgat adalah kebanggaan kita dan mereka mempunyai tugas yang sangat spesifik,” ucap Marsekal Fadjar. Terkait kendaraan taktis, KSAU berharap rantis Maung 4×4 yang dipesan Kementerian Pertahanan dari PT Pindad, nantinya juga digunakan oleh Satgas Pamrahwan.

Seperti diberitakan, Pindad telah mendapat pesanan 5.000 unit kendaraan taktis Maung 4×4 dari Kementerian Pertahanan.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply