Pengerahan Bersejarah, C-17 Globemaster Angkut Kemampuan Jarak Menengah Angkatan Darat AS ke Filipina

0

MYLESAT.COM – Dalam pengerahan pertama yang bersejarah, 1st Multi-Domain Task Force (MTDF) Angkatan Darat AS (US Army) berhasil mengerahkan sistem rudal Kemampuan Jarak Menengah (MRC, Mid-Range Capability) ke Luzon Utara, Filipina pada 11 April 2024. Pengerahan ini sebagai bagian dari Latihan Salaknib 24.

Pengerahan penting dan bersejarah ini menandai tonggak penting bagi kemampuan baru itu sembari meningkatkan interoperabilitas, kesiapan, dan kemampuan pertahanan dalam koordinasi dengan Angkatan Bersenjata Filipina.

Deployment ini mencakup perjalanan lebih dari 8.000 mil dalam waktu lebih dari 15 jam. MRC mencapai Filipina dengan menggunakan pesawat C-17 Globemaster III. Pengerahan yang didukung US Air Force’s 62nd Airlift Wing dari Joint Base Lewis-McChord, Washington, menandai pertama kalinya Wing ini menerbangkan kemampuan yang luar biasa itu.

“Ini merupakan langkah penting dalam kemitraan kami dengan Filipina, sekutu perjanjian tertua kami di kawasan ini,” ungkap Brigjen Bernard Harrington, Komandan Jenderal MDTF ke-1.

MRC MDTF ke-1 adalah sistem yang diluncurkan dari darat dan dapat digunakan di berbagai wilayah. Dengan kemampuan serba guna, peluncur MRC dapat menembakkan Standard Missile 6 dan Tomahawk Land Attack Missiles.

Konfigurasi lengkap MRC terdiri dari pusat operasi baterai, empat peluncur, penggerak utama, dan trailer yang dimodifikasi.

Salaknib 24 secara langsung mendukung upaya Komando Indo-Pasifik AS dan Angkatan Darat AS di Pasifik dalam meningkatkan kapasitas dan kemampuan kekuatan darat AS untuk operasi bersama.

MRC juga dikenal sebagai Sistem Senjata Typhon adalah kemampuan misi terbaru yang dikembangkan Lockheed Martin untuk RCCTO guna membantu Angkatan Darat bertransformasi menjadi pasukan multi-domain lebih lincah.

Sistem ini memberikan kemampuan operasional gabungan untuk mengatasi ancaman spesifik guna menembus, memecah belah, dan mengeksploitasi target yang sangat penting dalam pertempuran.

Idenya adalah untuk menciptakan kemampuan menyerang target di suatu tempat antara jarak 500 dan 1.800 km, atau lebih besar dari Precision Strike Missile (PrSM) di masa depan tetapi lebih pendek dari sistem Long-Range Hypersonic Weapon (LRHW).

Untuk hal ini, pejabat program Angkatan Darat AS bergabung dengan Angkatan Laut untuk meningkatkan kemampuan yang sudah ada seperti Sistem Peluncuran Vertikal Mark 41 (Mk 41 VLS), rudal Tomahawk (TLAM) dan RIM-174 Standard Extended Range Active Missile (ERAM) atau Standard Missile 6 (SM-6).

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply