Ketimbang Beli F-35 yang Mahal, Taiwan Mantap Inginkan 66 F-16V

0

Taiwan sedang mempertimbangkan apakah akan membeli lusinan jet tempur F-16V dari Amerika Serikat, daripada mengakuisisi sejumlah kecil pesawat siluman F-35 Lightning II.

Menteri Pertahanan Taiwan Yen Te-fa mengatakan kepada wartawan Kamis, bahwa ‘darah segar’ perlu disuntikkan ke angkatan udara.

“Karena tiga jenis pesawat tempur utama angkatan udara mencapai tahap pertengahan umur, kami akan pertimbangkan membeli pesawat tempur baru selama memenuhi kebutuhan pertahanan kami,” katanya seperti dikutip sputniknews.

Pernyataan Yen datang di tengah-tengah laporan media lokal yang menyebutkan Taiwan sedang mencari 66 jet tempur F-16V.

Menurut Taiwan News, AU Republik China itu akan mengganti armada jet tempur F-5E/F Tiger II yang berpangkalan di Zhi-Hang Air Base dengan F-16V.

Ketika ditanya soal pembelian potensial ini, Yen menekankan bahwa pemerintah mempertimbangkan opsi apa pun yang akan membantu memperkuat kekuatan Taiwan.

Selain 66 jet, Taiwan juga mempertimbangkan pesanan enam F-16V untuk menggantikan F-16A/B Block 20 yang rusak.

Jika Taiwan memutuskan melanjutkan pembelian F-16V, diharapkan AS akan menetapkan harganya pada pertengahan 2019. Diperkirakan harga F-16V untuk 66 jet sekitar 10 miliar dolar AS.

Media lokal melaporkan bahwa Taiwan mulai menghindari F-35 setelah laporan Dewan Keamanan Nasional menyatakan bahwa pesawat itu terlalu mahal dan merupakan pembelian yang tidak masuk akal.

Saat ini Taiwan mengoperasikan 144 F-16A/B, 55 Mirage 2000, dan 129 jet tempur lokal Ching-kuo.

Taiwan sebelumnya mengajukan permintaan pembelian F-16V baru dari AS pada 2011. Namun, upaya itu gagal karena tekanan China terhadap pemerintahan Obama.

Sebaliknya, AS kemudian memilih bekerja dengan Taiwan untuk meningkatkan kemampuan armada F-16 yang sudah tua melalui program Phoenix Rising.

Awal tahun ini, Taiwan menerima pengiriman pertama dari F-16A/B dari Aerospace Industrial Development Corporation sebagai bagian dari proyek 5 miliar dolar AS untuk meningkatkan kemampuan 24 jet Taiwan setiap tahunnya.

Program ini mengalami penundaan dua tahun sebagai akibat dari “masalah perangkat lunak yang tidak disebutkan”. Proyek ini diharapkan selesai pada 2022.

 

Teks: beny adrian

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply