MYLESAT.COM – Jagat penegak hukum Amerika Serikat khususnya New York dibuat kaget dengan ditangkapnya seorang anggota polisi yang dituding menjadi mata-mata China di kota bisnis itu. Baimadajie Angwang ditangkap Senin lalu.
Setelah penangkapan terhadap petugas Departemen Kepolisian Kota New York (NYPD) yang dituduh melakukan mata-mata untuk Beijing, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam wawancara dengan New York Post menuduh konsulat China di New York “melanggar batas dari diplomasi normal”, menggambarkan kedutaan sebagai hot spot spionase di AS.
James M. Olson, mantan kepala kontraintelijen CIA dan profesor di Sekolah Pemerintahan dan Layanan Publik Universitas A&M Texas, mengatakan kepada The New York Post pada Sabtu (26/9) bahwa Kota New York “diserang tidak seperti sebelumnya”.
Ia seperti dikutip sputniknews.com menuding pemerintah China telah meningkat upaya merekrut mata-mata di kota AS itu khususnya.
Mantan agen CIA tersebut memperkirakan bahwa jumlah mata-mata China yang beroperasi di Big Apple bisa lebih dari 100 agen intelijen pada waktu tertentu.
“Program mata-mata mereka sangat massif,” kata Olson, dikutip surat kabar itu. “Mereka secara agresif menambang media sosial dan mencari orang China-Amerika yang masih memiliki rasa cinta (affection) kepada ibu pertiwinya.”
Anggota Polisi New York (NYPD) yang ditangkap yaitu Baimadajie Angwang, adalah warga negara AS keturunan Tibet. Ia dituduh sebagai mata-mata Beijing. Olson menggambarkan pria berusia 33 tahun itu adalah “tambang emas” potensial bagi pemerintah China.
“Polisi, militer, kontraintelijen adalah target yang sangat besar,” kata Olson.
Menurut, China akan sangat tertarik pada seseorang di NYPD yang bisa mendapatkan catatan, memberikan jejak, mencari tahu siapa yang sedang diselidiki.
Konsultan sejarah CIA H. Keith Melton, menyarankan bahwa untuk proses rekrutmen, Kementerian Keamanan Negara China menunjuk warga AS asal China dan menghubungi mereka melalui seseorang yang memiliki hubungan dengan mereka di China.
Dia menambahkan bahwa agensi China akan meyakinkan target “untuk melakukan satu hal abu-abu demi kebaikan China.”
Masih menurut Olson, China memiliki banyak mata-mata yang mengerjakan proyek tertentu. Jadi (seorang agen) mungkin hanya mendapatkan potongan kecil informasi, yang tampaknya tidak penting. Tetapi merupakan bagian dari rencana yang lebih besar.
Dalam kasus Angwang, Olson mengatakan bahwa intelijen China mungkin telah menggunakan orang itu “untuk mencari tahu apa yang dilakukan NYPD dalam hal pengawasan, database mereka, apa yang mereka pelajari tentang perwakilan PBB dan pejabat konsulat China.