B737-500 PK-CLC Sriwijaya Air Hilang Kontak Setelah Lepas Landas, Pilotnya Alumni IDP 4 TNI AU

0

MYLESAT.COM – Memasuki hari kesembilan di tahun 2021, Indonesia dan dunia dibuat berduka dengan jatuhnya pesawat Boeing B737-500 PK-CLC milik Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182. Pesawat yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta dengan tujuan Bandara Supadio di Pontianak itu dilaporkan lost contact pukul 14.47 Wib, Sabtu 9 Januari 2020. Sedianya pesawat akan mendarat pukul 15.44.

Menurut informasi yang mylesat.com himpun dari sejumlah sumber dari WAG, PK-CLC kemungkinan jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang di wilayah Kepulauan Seribu berdasarkan keterangan warga sekitar.

Pesawat B737-500 hilang kontak dan diduga jatuh pada saat berada di ketinggian 11.000 menuju 13.000 kaki. Pesawat baru sekitar 5 menit lepas landas.

Karena baru saja lepas landas, pesawat masih dalam posisi menanjak untuk mencapai ketinggian jelajahnya di ketinggian sekitar 30.000 kaki.

Pesawat yang hilang ini adalah versi klasik Boeing 737-500 dengan nomor registrasi PK-CLC (MSN 27323), yang pertama kali terbang Mei 1994.

Saat ini tim SAR dari Basarnas dibantu Babinsa dan polisi perairan tengah melakukan pemeriksaan di lokasi diduga lokasi jatuhnya pesawat.

Disebutkan bahwa info dari nelayan bubu, melihat benda jatuh di laut sekitar perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, getaran jatuhnya terasa di perumahan Pulau Lancang.

Dari informasi yang dihimpun, Sriwijaya Air SJ182 diterbangkan oleh Captain Afwan RZ dengan Kopilot Capt. Diego Mamahit. Daftar cabin crew adalah Dhika, Okky Bisma, Mia Trestiyanti, dan Gita Lestari.

Pesawat dilaporkan membawa 56 penumpang yang terdiri dari 46 dewasa, 7 anak-anak serta 3 bayi.

Dengan kecelakaan ini, mylesat.com mencoba mengumpulkan informasi terkait.

Di akun instagramnya terlihat bahwa Capt. Diego Mamahit lulusan Nam Flying School. Ia meraih gelar sarjana ekonomi dari Unika Atmajaya.

Sementara Captain Afwan RZ yang menerbangkan B737-500 PK-CLC, sebelumnya adalah penerbang pesawat C-130 Hercules TNI AU Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma.

Beliau adalah alumni IDP 4. IDP 4 meluluskan 35 penerbang pada tahun 1987.

IDP adalah singkatan dari Ikatan Dinas Pendek. Mereka adalah para pemuda yang dididik untuk menerbangkan pesawat TNI dengan masa kontrak 10 tahun.

Sesuai kontrak, Afwan keluar dari TNI AU sekitar tahun 1997 dengan pangkat letnan satu. Kemudian berkarier di penerbang sipil.

“Ketemu terakhir 3 tahun lalu di Makassar, sama-sama di musholla bandara selesai sholat,” aku Capt. Hasbullah, alumni IDP 7 dan sekarang terbang di Garuda.

Share.

About Author

Being a journalist since 1996 specifically in the field of aviation and military

Leave A Reply