MYLESAT.COM – Seperti ingin mencuri perhatian Indonesia, Saab berhasil melaksanakan penerbangan perdana pesawat GlobalEye keempat sebagai tonggak penting dalam program Airborne Early Warning & Control (AEW&C). Dalam rilisnya, Saab mengatakan dapat dengan cepat mengirimkan GlobalEye.
Baca Juga:
Pesawat mengudara dari lapangan terbang Saab di Linköping, Swedia pada 3 April 2023 dan melakukan beberapa tes terkait kemampuan pesawat.
GlobalEye adalah solusi Airborne Early Warning & Control (AEW&C) multi-domain yang paling modern dengan serangkaian sensor aktif dan pasif yang menyediakan deteksi jarak jauh dan identifikasi objek di udara, laut, dan darat.
Diberitakan beberapa waktu lalu bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia telah menyetujui rencana untuk membeli dua pesawat AEW&C baru. Pembelian akan dilakukan dengan pinjaman yang bersumber dari pemberi pinjaman asing. Rencana ini pertama kali diberitakan oleh janes.com.
“Kami sangat puas dengan penerbangan pertama GlobalEye. Hal ini menegaskan bahwa kami memiliki infrastruktur, kemampuan dan keahlian yang diperlukan untuk mendukung pelanggan kami dengan solusi AEW&C paling canggih dalam jangka waktu yang tak tertandingi,” kata Carl-Johan Bergholm, kepala area bisnis Saab Surveillance.
GlobalEye adalah platform AEW&C yang digarap oleh perusahaan pertahanan Swedia, Saab. GlobalEye terdiri dari serangkaian sensor yang menggunakan radar Erieye ER (Extended Range) Saab dan sistem misi, yang dipasang di jet bisnis jarak jauh Bombardier Global 6000/6500.
Sensor utama GlobalEye adalah radar peringatan dini dari udara (AEW) Erieye ER. Dengan berat sekitar 1 ton, radar ini dipasang di atas badan pesawat.
Saab menyebutkan bahwa sistem radar AEW ini memiliki jangkauan hingga 450 km (216 Nm) saat diterbangkan pada ketinggian 30.000 kaki, dan 550 km pada ketinggian 35.000 kaki jika dibandingkan dengan radar Erieye versi sebelumnya.
Disebutkan sangat canggih karena GlobalEye dilengkapi berbagai sensor tambahan. Termasuk radar pengawasan maritim Seaspray 7500E, yang disediakan oleh konglomerat pertahanan Italia, Leonardo.
Radar Seaspray memiliki fitur radar bukaan sintetis dan mode indikasi target bergerak yang berorientasi pada darat. GlobalEye juga memiliki sensor elektro-optik/inframerah di bawah badan pesawat bagian depan.
Peralatan misi lainnya termasuk tautan data, komunikasi suara dan satelit, serta ruang komando dan kontrol. Disebut terakhir terdiri dari lima stasiun operator di dalam pesawat.
GlobalEye dapat dioperasikan tanpa operator di dalam pesawat, dengan mengalirkan hasil pengawasannya ke stasiun berbasis di darat.
Saab tentu mempunyai harapan agar Pemerintah Indonesia memilih GlobalEye AEW&C sebagai platform pesawat peringatan dini yang akan dioperasikan TNI AU. Meski, bisa jadi, harus bersaing dengan pabrikan raksasa dari Amerika Serikat yaitu Boeing yang memiliki E-7 AWACS.